Bisnis.com, JAKARTA - Rumor masuknya grup Salim ke salah satu entitas grup Bakrie di bidang pertambangan mineral, PT Bumi Resources Minerals Tbk. kembali mencuat.
Saat dikonfirmasi Bisnis, Direktur sekaligus Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin W. Hidayat mengatakan, perseroan tidak mengetahui informasi apapun terkait kabar tersebut.
"Kami belum mendapat informasi mengenai hal ini. Saat ini fokus BRMS adalah menggunakan dana hasil rights issue untuk pengeboran demi menambah cadangan bijih emas di Palu,” ujar Herwin kepada Bisnis, Rabu (19/5/2021).
Dana rights issue emiten berkode saham BRMS itu juga akan digunakan untuk persiapan pembangunan pabrik baru di Palu, mengolah bijih emas menjadi dore bullion dengan kapasitas 4000 ton per hari untuk menambah produksi emas.
Sebelumnya, terdapat pesan berantai yang menyebar di kalangan investor bahwa grup Salim tengah melakukan perundingan untuk masuk ke dalam salah satu proyek tambang milik BRMS.
“Breaking News, Salim telah menandatangani NDA [Non-Disclosure Agreement] dengan CFC untuk bekerja sama mengoperasikan tambang emas BRMS,” isi pesan berantai.
Baca Juga
Apalagi, ketika terdapat transaksi cukup jumbo di saham BRMS pada perdagangan 16 Desember 2020, yaitu 6,31 juta saham dengan harga Rp62 per saham atau setara nilai Rp391,22 miliar. Transaksi itu dilakukan oleh PT Net Sekuritas, broker saham yang terafiliasi dengan Grup Salim.
Investor pun berspekulasi, mengingat saat itu BRMS belum merealisasikan rencana rights issuenya dan mengungkapkan memiliki pembeli siaga atas transaksi itu.
Adapun, pada medio April 2021 BRMS telah merampungkan aksi rights issue. BRMS menerbitkan 22,9 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp70 per saham. Dengan demikian, perseroan menghimpun dana segar mencapai Rp1,6 triliun.
BRMS memiliki dua pembeli siaga atas transaksi itu, yaitu Hartman International Pte. Ltd. dan Summer Ace Ventures Limited.