Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk., berhasil membukukan kinerja impresif pada kuartal I/2021.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham BRMS itu mencatatkan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,61 juta pada kuartal I/2021.
Perolehan itu melejit 880,41 persen dibandingkan dengan laba US$165.057 yang didapatkan perseroan pada kuartal I/2020.
Pertumbuhan laba itu didukung kenaikan 37,13 persen pada pos pendapatan menjadi US$1,35 juta dibandingkan dengan US$991.860 pada kuartal I/2020.
Selain itu, BRMS juga mencatatkan pendapatan lain-lain sebesar US$2,02 juta dibandingkan dengan beban lain-lain US$726 pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, BRMS mengungkapkan bahwa pendapatan lain-lain itu terdiri atas penghapusan utang dan penilaian persediaan.
Baca Juga
Jika diperinci, penghapusan utang itu merupakan pendapatan yang dicatatkan karena adanya efisiensi dan penghematan biaya oleh perseroan yang terjadi karena pelunasan tagihan kepada para kontraktor yang lebih kecil dari estimasi biaya sebelumnya.
Sementara itu, penilaian persediaan merupakan pendapatan yang berasal dari tambahan persediaan bijih (ore stock pile) yang ditinggalkan oleh para penambang liar (Penambangan Tanpa Izin / PETI) sebelumnya.
Dari sisi produksi, volume produksi dore bullion dan emas melejit menjadi masing-masing 50 kg dari sebelumnya 5 kg dan 24 kg dari sebelumnya 2 kg.
CEO dan Direktur Utama Bumi Resources Minerals Suseno Kramadibrata mengatakan, terlepas dari peningkatan kinerja keuangan dan produksi yang dicatatkan pada kuartal I/2021, sesungguhnya perseroan mampu membukukan pencapaian yang lebih baik.
Dia menjelaskan, pendapatan kuartal I/2021 itu belum termasuk dari jasa konsultasi penambangan, sehingga 100 persen pendapatan berasal dari produksi dan penjualan emas.
Selain itu, kondisi pandemi global telah menyebabkan keterlambatan pengiriman beberapa suku cadang dari China untuk perawatan berkala fasilitas pabrik yang ada saat ini di Poboya, Palu.
Oleh karena itu, pabrik BRMS terpaksa beroperasi hanya dengan kapasitas sebesar 70 persen di semester pertama 2021.
Namun demikian, beberapa suku cadang yang dibutuhkan tersebut kini telah tiba dan telah terpasang di pabrik terkait. Perseroan berharap dapat mengoperasikan pabrik yang ada saat ini dengan kapasitas penuh pada Mei dan Juni 2021.
“Pendapatan perusahaan sebenarnya bisa menjadi lebih tinggi dengan adanya tambahan dari jasa konsultasi penambangan. Kami berharap untuk dapat meningkatkan pendapatan dan laba bersih perusahaan di semester kedua tahun ini dengan beroperasinya pabrik yang ada dengan kapasitas penuh, diprosesnya bijih emas dengan rata-rata kadar yang lebih tinggi, dan potensi pendapatan dari jasa konsultasi penambangan,” papar Suseno dikutip dari keterangan resminya, Selasa (11/5/2021).
Di sisi lain, BRMS akan meningkatkan produksi emas secara signifikan pada kuartal II/2022 seiring dengan rampungnya pabrik kedua perseroan di Poboya, Palu dengan kapasitas untuk mengolah sampai dengan 4.000 ton bijih per harinya.
“Kenaikan produksi emas ini akan berdampak positif terhadap pendapatan dan laba BRMS di tahun depan,” ujar Suseno.