Bisnis.com, JAKARTA — Tren kenaikan dana kelolaan reksa dana (asset under management/AUM) akan bergantung pada efektivitas pengendalian virus corona.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksa dana secara industri tercatat sebesar Rp568,02 triliun per akhir April 2021 atau naik 0,38 persen dari posisi akhir Maret lalu sebesar Rp565,87 triliun.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan peluang kenaikan dana kelolaan reksa dana pada Mei 2021 masih bergantung pada sejumlah sentimen. Menurutnya, upaya pemerintah dalam mengendalikan penyebaran virus corona akan menjadi salah satu indikator utama keyakinan investor untuk mengembalikan dananya ke reksa dana.
Kondisi itu, lanjut dia, terutama bagi pada investor berbasis reksa dana saham. Menurutnya, para investor institusi cenderung masih wait and see dan memantau kondisi penyebaran virus corona di Indonesia.
“Jika pengendaliannya ternyata bagus, ada kemungkinan bisa terjadi pembelian juga,” jelasnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Rudiyanto mengatakan tren redemption masih akan terjadi sepanjang bulan ini. Meski demikian, intensitas dan frekuensi redemption masih akan berada di batas normal.
Baca Juga
Sementara itu, Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengaku optimistis pihaknya dapat mencatatkan kenaikan AUM dan unit penyertaan reksa dana sepanjang Mei 2021.
Adapun, dia meyakini pada Mei ini kenaikan dana kelolaan perseroan akan tumbuh signifikan, salah satunya ditopang oleh produk reksa dana pasar uang andalan mereka, yakni Sucorinvest Money Market Fund (SMMF).
"Kami proyeksi bulan ini AUM kita akan naik banyak dikontribusi reksa dana pasar uang. Akhir Mei, [produk] SMMF kita proyeksi akan naik Rp2 triliun dibanding awal bulan,” ujarnya.