Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menggelontorkan belanja modal Rp29,4 triliun pada 2020, yang digunakan untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan total belanja modal perseroan pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp29,4 triliun atau 21,6 persen dari total pendapatan.
Perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp136,46 trilliun tumbuh positif sebesar 0,7 persen dibanding tahun 2019. EBITDA Perseroan tahun 2020 tercatat Rp72,08 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp20,80 triliun
"Penyerapan belanja modal di tahun 2020 lebih kecil daripada rencana proyeksi dikarenakan pandemi yang mengakibatkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB," paparnya dalam keterangan resmi, Kamis (29/4/2021).
Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur lainnya dalam rangka meningkatkan kapabilitas digital, meliputi jaringan 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut, serta menara telekomunikasi dan data center.
Dalam rangka mendukung perekonomian nasional, Telkom mencatat nilai besaran Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) secara mandiri sekitar 41,6 persen dari belanja capex dan 92 persen dari belanja opex pada tahun 2020.
Baca Juga
Pada 2020, Telkomsel membangun 27.700 Base Tranceiver Station (BTS) 4G LTE baru. Sampai dengan akhir tahun, Telkomsel telah memiliki total BTS lebih dari 231.000 unit dengan 78 persen di antaranya adalah BTS 3G/4G.
Pandemi Covid-19 mendorong kebutuhan masyarakat yang lebih besar akan akses internet di rumah. Menangkap fenomena tersebut, Telkom berupaya untuk memenuhi permintaan masyarakat yang meningkat sepanjang tahun 2020 dengan melayani penambahan pelanggan IndiHome lebih dari 1,01 juta.
Pada akhir 2020 jumlah pelanggan IndiHome mencapai 8,02 juta pelanggan atau tumbuh 14,5 persen jika dibanding akhir 2019. Kondisi ini berdampak positif bagi perusahaan di mana IndiHome mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 21,2 persen menjadi Rp22,2 triliun, dan memposisikan diri sebagai internetnya Indonesia dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia.