Bisnis.com, JAKARTA - Sentimen kondisi global yang membaik serta peringkat atau rating Indonesia yang tetap stabil mempengaruhi hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (27/4/2021).
"Kondisi pasar global yang membaik, didukung dengan afirmasi sovereign rating Indonesia oleh S&P di BBB outlook negatif, mempengaruhi demand investor pada lelang SUN yang meningkat hingga 22,8 persen," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan peningkatan minat investor terlihat dari penawaran masuk yang mencapai Rp52,75 triliun atau lebih tinggi dibandingkan penawaran pada lelang SUN sebelumnya sebesar Rp42,97 triliun.
Dalam lelang SUN tersebut, minat terbesar terlihat pada SUN seri FR0086 dan FR0087 yang masing-masing mempunyai tenor 5 dan 10 tahun, dengan proporsi penawaran mencapai 60,8 persen dari total seluruh penawaran masuk.
"Dari incoming bids di kedua tenor tersebut, 23 persen berasal dari investor asing. Secara total, partisipasi asing di lelang kali ini meningkat signifikan dari 11,1 persen di lelang SUN sebelumnya menjadi 16,5 persen," kata Deni.
Sementara itu, membaiknya kondisi pasar juga menyebabkan penurunan cost of borrowing pemerintah, yang tercermin dari penurunan yield rata-rata tertimbang (WAY) sebesar 3-9 basis poin pada semua seri yang dilelang.
Baca Juga
"Penurunan WAY terbesar tercatat pada SUN tenor 5 tahun yaitu 9 basis poin lebih rendah dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp28,05 triliun dari lelang tujuh seri SUN di pasar perdana pada Selasa (27/4) dengan mempertimbangkan imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021.
Dengan adanya lelang ini, maka secara keseluruhan jumlah pembiayaan negara yang berasal dari lelang SUN selama Januari-April 2021 mencapai Rp267,74 triliun.