Bisnis.com, JAKARTA - Siapa yang tak kenal Lo Kheng Hong? Pria yang dikenal dengan sebutan Waren Buffet Indonesia ini merupakan Investor kawakan yang mempunyai banyak keahlian di bidang investasi saham.
Pak Lo, sapaan akrab Lo Kheng Hong, terkenal lantaran handal melihat peluang yang ada di pasar saham indonesia.
Namun, siapa sangka investor sukses sekelas Lo Kheng Hong ternyata pernah mengalami titik terendah atau masa-masa tersulit dalam hidupnya. Hal itu diungkapkan Lo Kheng Hong dalam ketika diwawancarai oleh dosen Universitas Prasetia Mulya sekaligus Founder Hungry Stocks Academy Lukas Setia Atmaja.
Dalam video singkat berdurasi 4 menit 25 detik tersebut, Lukas Setia Atmaja menanyakan apakah Lo Kheng Hong pernah berada di titik terendah ketika menjadi investor saham?
“Tentu ada, yang paling buruk itu ketika saya membeli saham BUMI dalam jumlah besar. Saya membeli saham BUMI dalam jumlah besar, dan nilai sahamnya turun ke Rp50 rupiah," ujar Lo Kheng Hong seperti diunggah akun Instagram Lukas Setia Atmaja (@Lukas_setiaatmaja) pada Senin (26/4/2021).
Baca Juga
Lo Kheng Hong melanjutnya dirinya beruntung karena memiliki kekuatan untuk tidak menjual saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). Bahkan, dia mengaku malah membeli lebih banyak saham milik grup Bakrie tersebut.
Dalam sesi wawancara tersebut, LKH juga memaparkan ketika dalam masa sulitnya tak pernah merasa bahwa dirinya akan miskin. Lo Kheng Hong mengaku saat uangnya "nyangkut" di saham BUMI, ada seorang teman yang mengakatan dirinya telah bangkrut lantaran nilai saham BUMI anjlok hingga Rp50 atau ocap.
“Her, kamu kan tau saya gak punya utang. You liat tuh, di daftar saham Petrosea masih ada nama saya loh tercantum. Kalau saya sudah bangkrut, nama saya sudah hilang dari daftar pemagang saham itu," ujar Lo Kheng Hong.
Dia melanjutkan jangan hanya melihat harga Petrosea hari ini Rp285 per lembar saham. Namun, dia meminta temannya untuk melihat nilai buku Petrosea per saham di atas Rp2000.
Lo Kheng Hong tak menampik dia kehilangan uang sangat banyak kala itu. Namun, dia mengaku beruntung bisa berpikir positif meski berada di titik terendah dalam hidupnya.
"Saya tidak fokus kepada berapa banyak harta saya yang hilang, tetapi saya fokus pada berapa banyak harta saya yang masih ada sisa. Meskipun BUMI Rp50, harta saya masih banyak. Masih lebih kaya dari kebanyakan orang sehingga saya gak stres," ungkapnya.
Ketika berada di titik terendah, Lo Kheng Hong justru mendapatkan ilmu yang terhebat. Waktu berada di titik terendah, lanjutnya, ilmu sahamnya justru bertambah, bertambah hebat.
"Saya menjadi membeli saham secara berhati-hati dan berfikir lebih lama,” tutup Lo Kheng Hong dalam sesi tersebut.