Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Tbk., akan membagikan dividen sebesar US$146,8 juta untuk tahun buku 2020. Rasio dividen meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya kendati jumlahnya menurun.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar Senin (26/4/2021), dividen emiten berkode saham ADRO itu setara dengan 99 persen dari total laba bersih perseroan pada 2020 yang mencapai US$147 juta, sedangkan sisanya sekitar US$110.8000 akan dialokasikan sebagai laba ditahan.
Adapun, dividen payout ratio (DPR) ADRO untuk tahun buku 2020 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan DPR perseroan dalam dua tahun terakhir. Kendati demikian, jumlah dividen yang dibagikan lebih kecil dibandingkan dengan dividen dua tahun terakhir.
Hal tersebut sejalan dengan perolehan laba perseroan pada 2020 yang menyusut 63,8 persen menjadi hanya sebesar US$147 juta dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar US$404,19 juta.
Untuk diketahui, perseroan membagikan dividen tunai US$250 juta atau 62 persen dari laba bersih kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2019.
Sementara itu, pada 2018, perseroan membagikan total dividen US$200 juta atau setara dengan 47,8 persen dari laba bersih 2018. Nilai itu mencerminkan dividen yield 4,2 persen.
Baca Juga
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan bahwa perseroan akan terus menjaga komitmen untuk memberikan pengembalian pemegang saham dengan membagikan dividen tunai secara berkala.
“[Dividen tunai] mencapai US$146,8 juta untuk tahun 2020,” ujar Garibaldi dikutip dari keterangan resminya, pada Senin (26/4/2021).
Garibaldi menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi industri batu bara pada 2020 dan menyebabkan penurunan signifikan terhadap permintaan maupun harga batu bara.
Kendati demikian, ADRO berhasil mencapai panduan dan mempertahankan marjin yang sehat, melalui fokus yang berkesinambungan pada keunggulan operasi dan pengendalian biaya.
Pria yang kerap disapa Boy Thohir itu pun memperkirakan prospek yang lebih positif pada 2021. Namun, perseroan akan terus berfokus untuk meningkatkan keunggulan operasional. Pengendalian biaya dan efisiensi dalam rangka mengatasi volatilitas industri masih menjadi fokus utama perseroan.