Bisnis.com, JAKARTA - Emiten peritel PT Matahari Department Store Tbk. menyebutkan kinerja perseroan pada kuartal I/2021 masih terdampak oleh pandemi. Kendati demikian, perseroan telah menyiapkan strategi dengan meluncurkan program musiman lebih awal untuk menarik pelanggan.
Direktur Keuangan Matahari Niraj Jain menjelaskan bisnis perseroan pada Januari—Maret 2021 masih terdampak pembatasan sosial yang diterapkan untuk menahan laju penyebaran pandemi.
“Kami terus beroperasi dalam situasi makro yang menantang. Kami memastikan pengendalian yang ketat atas beban operasional dan belanja modal,” kata Jain dalam keterangan resmi, Senin (26/4/2021).
Sejauh ini, lanjut Jain, emiten dengan kode saham LPPF ini terus mendapat dukungan dari pemilik mal dan pemasok. Sementara untuk likuiditas, LPPF memperpanjang fasilitas pinjaman bank senilai Rp1 triliun sehingga saldo pinjaman bank menjadi Rp480 miliar pada akhir kuartal I/2021.
Jain menyebut perseroan tetap mengambil posisi konservatif saat situasi masih dilingkupi ketidakpastian tinggi. LPPF pun berencana menutup 13 gerai tahun ini dan 23 gerai dimasukkan dalam pemantauan. Adapun, 10 gerai yang dalam pemantauan lainnya masih terus ditinjau.
Di sisi lain, LPPF juga sudah memulai program musiman di bulan Ramadan lebih awal untuk menarik pengunjung, terlebih dengan memanfaatkan momentum pembatasan mudik. Hal itu dilakukan dengan disiplin protokol keamanan agar pengunjung lebih terjaga dan percaya diri.
Baca Juga
“Kami juga membuka satu gerai baru di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada April 2021,” ujar Jain.
Saat ini, Matahari memiliki 147 gerai di 76 kota di seluruh Indonesia. Selain gerai fisik, penjualan oleh Matahari juga dilakukan secara daring melalui Matahari.com.
Berdasarkan laporan keuangan per Maret 2021, pendapatan bersih LPPF tercatat senilai Rp1,16 triliun atau turun 24,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,54 triliun.
Koreksi pendapatan pun memperbesar rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 1,49 persen menjadi Rp95,35 miliar dari sebelumnya rugi Rp93,95 miliar.