Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham peritel seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) dan PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) mencatatkan kinerja jeblok pada paruh pertama 2025. Memasuki paruh kedua 2025, terdapat dorongan daya beli yang berpotensi menyengat saham peritel, salah satunya dari momentum libur sekolah.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham MAPI tercatat di zona merah, turun 11,7% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) ke level Rp1.250 per lembar pada penutupan perdagangan Senin (7/7/2025).
Anak usaha MAP Group, PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA), juga mencatatkan pelemahan harga saham sebesar 26,54% ytd ke level Rp775 per lembar.
ACES juga mengalami penurunan harga saham sebesar 35,89% ytd ke level Rp484 per lembar. Sementara itu, harga saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) terkoreksi 14,89% ytd ke posisi Rp2.400 per lembar.
Emiten peritel lainnya, PT Mega Perintis Tbk. (ZONE), juga mencatatkan penurunan harga saham sebesar 1,22% ytd ke level Rp810 per lembar.
Di sisi lain, sejumlah emiten peritel berhasil mencatatkan kinerja saham yang moncer sepanjang paruh pertama 2025. Harga saham PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) tercatat naik 26,20% ytd ke level Rp525 per lembar.
Baca Juga
Selain itu, harga saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menguat 7,07% ke posisi Rp394 per lembar, sedangkan harga saham PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) melonjak 18,73% ke level Rp1.680 per lembar.
Research Analyst MNC Sekuritas, Catherine Florencia M., menilai kinerja keuangan sejumlah emiten peritel sebenarnya menunjukkan perbaikan. Laba bersih MAPI misalnya untuk kuartal I/2025 tercatat meningkat 13,1% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp567 miliar.
ACES juga membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,2% yoy, meskipun profitabilitas perusahaan masih terbebani oleh pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan biaya rebranding terkait merek baru AZKO.
Akan tetapi, Catherine mencatat, indeks kepercayaan konsumen masih melemah pada semester I/2025, didorong oleh persepsi yang lebih pesimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi masa depan.
Di sisi lain, memasuki paruh kedua 2025, emiten peritel mendapatkan suntikan tenaga dari sejumlah sentimen.
“Katalis utama seperti gaji ke-13 untuk pegawai negeri sipil, subsidi upah [BSU], dan libur sekolah dapat meningkatkan permintaan,” kata Catherine dalam risetnya beberapa waktu lalu.
Meski demikian, emiten peritel masih menghadapi berbagai tantangan, di mana pemulihan sektoral secara agregat pada paruh kedua 2025 masih dibayangi oleh masalah struktural, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, daya beli yang lemah, risiko tarif impor, dan penerapan pajak untuk penjualan e-commerce.
“Selain itu, meningkatnya ketegangan global dan tarif impor yang membayangi pada barang-barang konsumen [termasuk sandal jepit, pakaian] yang dapat semakin menekan margin,” tulis Catherine.
MNC Sekuritas sendiri mempertahankan peringkat netral terhadap sektor ritel, dengan pilihan utama pada saham MAPI. Saham peritel tersebut direkomendasikan buy oleh MNC Sekuritas dengan target harga Rp1.620 per lembar.
Sementara itu, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo W., menilai saham peritel seperti ACES masih akan menghadapi tantangan global dan domestik yang berkelanjutan, terutama terkait lemahnya keyakinan konsumen.
Tantangan lainnya antara lain adalah melemahnya daya beli masyarakat, persaingan pasar yang ketat, serta peningkatan biaya operasional.
Untuk saham ACES, Kiwoom Sekuritas memberikan rekomendasi buy dengan target harga di level Rp645 per lembar.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.