Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS Cenderung Bervariasi, S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor

Pada penutupan perdagangan Selasa (13/4/2021), Dow Jones turun 0,2 persen menjadi 33.677,27, S&P 500 naik 0,33 persen ke 4.141,59, NASDAQ naik 1,05 persen menjadi 13.996,10, NYSE koreksi 0,09 persen, dan EIDO naik 0,28 persen.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat ditutup bervariasi seiring dengan proyeksi kenaikan inflasi yang lebih tinggi.

Pada penutupan perdagangan Selasa (13/4/2021), Dow Jones turun 0,2 persen menjadi 33.677,27, S&P 500 naik 0,33 persen ke 4.141,59, NASDAQ naik 1,05 persen menjadi 13.996,10, NYSE koreksi 0,09 persen, dan EIDO naik 0,28 persen.

Reliance Sekuritas Indonesia dalam laporannya menyebutkan saham AS naik ke rekor tertinggi dan imbal hasil obligasi turun karena investor bertaruh bahwa kenaikan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tidak akan cukup untuk memperlambat langkah-langkah stimulus ekonomi.

S&P 500 ditutup pada level tertinggi sepanjang masa, bahkan setelah AS merekomendasikan penghentian vaksin Johnson & Johnson di tengah masalah kesehatan. Nasdaq 100 yang menaungi perusahaan teknologi juga mencetak rekor, sedangkan Dow Jones Industrial Average berakhir di zona merah.

Harga konsumen naik lebih dari yang diharapkan bulan lalu, tetapi investor berspekulasi bahwa akselerasi tidak cukup cepat untuk menjamin perubahan kebijakan Federal Reserve. Penurunan imbal hasil obligasi membebani saham bank.

Sementara itu, harga minyak ditutup pada level tertinggi dalam lebih dari seminggu setelah OPEC meningkatkan ekspektasinya untuk pemulihan permintaan tahun ini, sementara tanda-tanda terus muncul dari peningkatan konsumsi bahan bakar di beberapa bagian dunia.

Harga minyak WTI naik 0,8 persem di New York pada hari Selasa, menetap di atas US$60 per barel untuk pertama kalinya sejak awal April. OPEC menaikkan perkiraan pertumbuhan konsumsi minyak global sebesar 190.000 barel per hari untuk tahun 2021, meskipun menurunkan prospeknya untuk kuartal II/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper