Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Mulai Menanjak, Pasar Saham AS Dekati Rekor Baru

Saham naik di Hong Kong dan Jepang, dan berfluktuasi di China. Kontrak ekuitas AS stabil setelah sedikit kemunduran di Indeks S&P 500 setelah tiga minggu berturut-turut mencetak kenaikan.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ekuitas Asia naik tipis pada Selasa, dengan saham AS berada di sekitar rekor tertinggi karena investor mengamati dimulainya musim pendapatan perusahaan dan penjualan utang pemerintah yang relatif lancar.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/4/2021) saham naik di Hong Kong dan Jepang, dan berfluktuasi di China. 

Kontrak ekuitas AS stabil setelah sedikit kemunduran di Indeks S&P 500 setelah tiga minggu berturut-turut mencetak kenaikan. Saham teknologi melemah, dipimpin oleh Intel Corp karena Nvidia Corp. masuk ke pasar mikroprosesornya.

Imbal hasil obligasi hanya naik sedikit setelah lelang surat utang berjangka 3 dan 10 tahun oleh Departemen Keuangan AS menarik permintaan yang layak. Pemerintah AS akan menawarkan obligasi 30 tahun pada hari ini.

Selain itu, prospek positif untuk pertumbuhan AS akan membantu pendapatan perusahaan, meskipun pergerakan saham terlihat berhati-hati mendekati rekor tertinggi ini mengingat lonjakan kasus Covid-19 dan peluncuran vaksin yang bermasalah di beberapa bagian dunia.

Kepala Strategi Suku Bunga Global TD Securities Priya Misra menuturkan ujian sebenarnya adalah ketika inflasi mulai bergerak lebih tinggi.

Potensi peningkatan yang lebih tajam dalam inflasi dan biaya pinjaman juga menjadi pertimbangan utama, dengan investor yang berfokus pada data harga konsumen AS dan kekuatan permintaan di lelang US Treasury yang tersisa.

“Saat itulah suku bunga harus menentukan harga ulang - baik untuk keluarnya Fed lebih cepat, atau keluar nanti tetapi jalur yang lebih cepat," ujarnya dikutip, Selasa (13/4/2021).

Di sisi lain, Presiden Joe Biden mengatakan kepada perusahaan-perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan pasokan semikonduktor global yang dibatasi ketat bahwa dia memiliki dukungan bipartisan untuk pendanaan pemerintah guna mengatasi kekurangan yang telah membuat para pembuat mobil di seluruh dunia menganggur.

Menteri Keuangan Janet Yellen akan menolak menyebut China sebagai manipulator mata uang dalam laporan valuta asing tengah tahunan pertamanya, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, memungkinkan AS menghindari bentrokan baru dengan Beijing.

Sementara itu, harga minyak stabil tepat di bawah US$60 per barel dan dolar naik tipis. Bitcoin naik kembali di atas US$60.000 menjelang pencatatan oleh bursa cryptocurrency AS terbesar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper