Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. berkomitmen untuk melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) apabila porsi kepemilikan publik tidak memenuhi aturan free float setelah Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV.
Sekretaris Perusahaan Centratama Telekomunikasi Wiwik Septriandewi mengatakan apabila publik melaksanakan HMETD dalam PUT IV maka porsi masyarakat akan menjadi 9,36 persen atau di atas ambang batas 7,5 persen sesuai aturan free float.
“Apabila PUT IV telah selesai dilaksanakan dan porsi kepemilikan saham Masyarakat dalam perseroan tetap berjumlah kurang dari 7,5 persen dari jumlah saham dalam modal disetor perseroan, maka perseroan berkomitmen untuk memenuhi ketentuan free float sebagaimana diprasyaratkan dalam Peraturan I-A,” tulis Wiwik dalam keterbukaan informasi, Selasa (13/4/2021).
Adapun salah satu cara untuk memenuhi ketentuan free float adalah engan melakukan aksi korporasi baik lewat rights issue maupun private placement.
Selain itu, emiten dengan kode saham CENT ini juga sudah memperoleh komitmen dari pemegang saham pengendali (EPID dan Clover) untuk menjual sebagian kepemilikan sahamnya kepada masyarakat sehingga kepemilikan saham publik dapat mencapai 7,50 persen.
Dua opsi itu disebut Wiwik dapat terpenuhi dalam jangka paling lambat dua tahun mengingat proses PUT IV masih berjalan saat ini dan sejumlah pertimbangan bisnis.
Baca Juga
Adapun, EP ID Holdings PTE. Ltd. berpotensi menjadi pemegang saham pengendali CENT lewat PUT IV. Saat ini, perusahaan yang didirikan di Singapura pada 19 Januari 2021 itu memiliki 43,79 persen saham CENT atau sebanyak 13,65 miliar saham.
Sementara itu, Clover Universal Enterprise Ltd. menggenggam saham CENT sebanyak 47,95 persen atau 14,95 miliar saham.
Saat ini kepemilikan saham publik di CENT sebesar 8,25 persen atau 2,57 miliar saham.
Di lantai bursa, saham CENT melesat 7,46 persen menjadi Rp288 pada pukul 14.36 WIB, Selasa (13/4/2021). Kapitalisasi pasar CENT tercatat senilai Rp8,98 triliun.