Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Obligasi AS Menurun, Harga Emas Rebound

Harga emas mulai menguat setelah penurunan imbal hasil obligasi selama tiga dari empat sesi perdagangan.
Karyawan mengakses website pembelian emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengakses website pembelian emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat seiring dengan sikap investor yang mempertimbangkan penurunan imbal hasil terhadap rilis data AS yang mengindikasikan pemulihan ekonomi.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (6/4/2021), harga emas di pasar Spot naik 0,4 persen ke US$1.735,60 per troy ounce. Sedangkan, emas Comex juga naik 0,17 persen ke level US$1.731,70 per troy ounce.

Adapun, setelah stagnan pada Senin kemarin, harga emas mulai menguat setelah penurunan imbal hasil obligasi selama tiga dari empat sesi perdagangan. Pemulihan ekonomi di AS pun tetap berjalan dengan proses vaksinasi serta penggelontoran stimulus fiskal.

Harga logam mulia ini juga mulai pulih setelah mencatatkan level terendah sejak Juni lalu. Tren tersebut didorong oleh penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS.

Sementara itu, tingkat kepemilikan pada exchange traded funds (ETF) berbasis emas juga mendekati level terendah selama hampir setahun menyusul outflow dari instrumen tersebut.

“Harga emas didukung oleh penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS dan juga dolar AS. Penurunan imbal hasil ini menurunkan opportunity cost untuk memegang aset emas,” jelas Strategist di DailyFX, Margaret Yang.

Sementara itu, Chief Global Markets Strategist di AXI, Stephen Innes mengatakan, harga emas harus menembus level US$1.750 sebelum dapat menguat lebih lanjut.

“Meski telah menemukan level kuat di level US$1.680 dan masih relatif bullish, saat ini masih terlalu dini untuk menentukan bahwa tren pergerakan harga emas akan positif,” jelasnya.

Sementara itu, pelaku pasar juga mencerna komentar Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang menyatakan paket stimulus senilai US$1,9 triliun yang disahkan bulan lalu tidak akan menimbulkan kenaikan inflasi.

Dalam pidato besar pertamanya terkait kebijakan ekonomi internasional, Yellen juga menjelaskan rencana harmonisasi pajak korporasi untuk negara-negara kekuatan ekonomi utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper