Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diperkirakan kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa (30/3/2021) seiring dengan masih kuatnya dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,19 persen menjadi Rp14.445 per dolar AS hari ini. Indeks dolar AS naik 0,03 persen menjadi 92,7970.
Koreksi tersebut menempatkan rupiah pada posisi keempat dari negara-negara Asia yang mata uangnya melemah pada hari ini. Mata uang yuan China tercatat mengalami koreksi terbesar dengan 0,34 persen diikuti baht Thailand yang melemah 0,31 persen.
Menyusul dibelakang Thailand dan China adalah mata uang won Korea Selatan yang melemah 0,20 persen hingga 15.20 WIB. Selanjutnya, mata uang rupee India berada tepat dibawah Indonesia dengan koreksi 0,16 persen.
FX Senior Dealer Bank Sinarmas Deddy mengatakan, pergerakan nilai rupiah pada hari ini dipengaruhi oleh masih tingginya tingkat permintaan korporasi terhadap dolar AS. Hal ini memang umumnya terjadi jelang penutupan kuartal I tiap tahun.
Selain itu, koreksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berdampak negatif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Meski demikian, ia menilai pergerakan rupiah pada hari ini masih dalam batas wajar.
Baca Juga
“Rupiah sebenarnya masih stabil karena masih bergerak di kisaran normalnya saat ini,” katanya saat dihubungi pada Senin (29/3/2021).
Menurut Dedy, nilai tukar rupiah pada Selasa (30/3/2021) berpeluang berbalik menguat. Hal ini seiring dengan sikap pasar yang menanti rilis data inflasi Indonesia pada 1 April mendatang dimana inflasi diperkirakan masih terjaga di level 1.40 persen secara year-on-year dan 0,1 peren secara month-on-month.
“Range pergerakan rupiah untuk besok kemungkinan di level Rp14.400 hingga Rp14.500,” pungkasnya.