Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.446 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Jumat (26/3/2021)
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.446 per dolar AS, menguat 18 poin atau 0,12 persen dari posisi kemarin, Kamis (25/3/2021) Rp14.464 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau melemah 6 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.432 per dolar AS pada pukul 10.27 WIB, setelah dibuka di level Rp14.442,5.
Sementara indeks dollar tengah melemah 0,029 poin atau 0,03 persen ke level 92,797.
Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan faktor eksternal menjadi penyebab utama melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Pasalnya, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali kepercayaan terhadap pemulihan ekonomi AS saat mereka bersaksi di depan Kongres.
Baca Juga
"Namun, inflasi tetap menjadi perhatian investor, dengan gangguan dalam rantai pasokan yang menimbulkan tekanan biaya bagi produsen. IMP manufaktur dan jasa hari Rabu menunjukkan bahwa aktivitas pabrik AS meningkat pada bulan Maret 2021," ujarnya.
Adapun sentimen dalam negeri sempat membuat pelemahan nilai tukar rupiah tidak terlalu dalam pada perdagangan hari ini. Perekonomian Indonesia sudah menunjukan sinyal positif pada tahun 2021, kebangkitan ekonomi diprediksi akan mencapai lebih dari 4 persen.
"Untuk itu, pemerintah terus memberikan stimulus berupa berbagai paket kebijakan yang memudahkan dan mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bertahan, Bansos, BLT dan lain-lain yang bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pasca pandemi Covid-19," urainya.
Saat ini, terang Ibrahim Indonesia masih memasuki fase resesi pada kuartal I/2021. Namun, pemerintah terus memacu dan menggerakan sektor ekonomi dari berbagai strategi guna untuk mempertahankan daya beli masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dinilai positif tidak hanya dari satu sudut pandang saja, melainkan juga dari dampak program-program pemerintah pada ketahanan dunia usaha dan masyarakat dan mendorong agar semua elemen masyarakat terus bergotong-royong mencapai kondisi ideal bagi pertumbuhan ekonomi.