Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen semen diprediksi dapat memperbaiki kinerjanya pada tahun ini setelah kompak mencetak penurunan kinerja pada 2020.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mengatakan bahwa kinerja emiten semen pada 2020 tertekan seiring dengan pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah merelokasi anggaran infrastruktur untuk penanganan krisis kesehatan.
Pengalihan anggaran itu berdampak negatif terhadap progres proyek infrastruktur dan menekan permintaan semen pada 2020.
“Namun, kami mengekspektasikan tahun ini akan terdapat kenaikan konsumsi semen secara year on year yang akan dimulai pada kuartal II/2021,” tulis Mimi dikutip dari publikasi risetnya, Minggu (21/3/2021).
Hal itu akan didukung aktivitas ekonomi diprediksi akan lebih baik pada tahun ini sehingga berpotensi mengakselerasi pengeluaran infrastruktur dan pemulihan sektor properti.
Di sisi lain, Mimi cukup terkejut melihat data volume konsumsi semen domestik periode Februari 2021 yang telah menunjukkan kenaikan secara year on year (yoy). Hal itu pun menjadi sinyal pemulihan industri yang lebih cepat daripada perkiraan.
Adapun, berdasarkan data asosiasi, volume konsumsi semen domestik pada Februari 2021 naik 0,8 persen yoy menjadi 4,6 juta ton, kendati turun 5,5 persen dibandingkan dengan volume bulan sebelumnya.
Selain itu, dalam dua bulan pertama tahun ini volume konsumsi semen domestik juga masih menunjukkan kinerja negatif, turun 2,7 persen secara yoy.
Adapun, pendorong konsumsi semen tersebut berasal dari luar Jawa dengan kenaikan hingga 8,8 persen yoy.
Atas katalis tersebut, Mimi merekomendasikan beli untuk saham INTP dengan target Rp16.200 per saham. Dia juga merekomendasikan beli untuk saham SMGR dengan target harga yang direvisi naik menjadi Rp12.755 per saham.
Hal itu pun sejalan dengan revisi naik laba bersih SMGR pada 2021 sekitar 6,6 persen dari estimasi sebelumnya menjadi Rp3,42 triliun karena ekspektasi volume penjualan semen domestik perseroan yang akan naik 4 persen pada tahun ini.
Sementara itu, analis Maybank Sekuritas Aurellia Setiabudi menjelaskan bahwa tampaknya pertumbuhan konsumsi tahun ini akan ditopang dari segmen luar Jawa yang tercermin dari rilis data volume konsumsi Januari-Februari 2021.
Dengan demikian, dia menilai SMGR akan lebih banyak diuntungkan dari prospek tersebut dengan perkiraan volume penjualan perseroan pada 2021 dapat naik 6 persen yoy menjadi sebesar 66,6 juta ton.
Sementara INTP hanya akan mengalami kenaikan volume penjualan 4,5 persen pada 2021 menjadi Rp16,9 juta ton.
“Oleh karena itu, SMGR adalah pilihan utama kami untuk sektor ini. Kami memasang BELI untuk SMGR dengan TP Rp14.100,” tulis Aurellia dikutip dari risetnya, Minggu (21/3/2021).
Secara terpisah, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai kendati kelebihan pasokan mungkin masih akan terjadi ke depannya, tetapi kinerja emiten semen perseroan tahun ini mendapatkan banyak katalis positif untuk memperbaiki kinerjanya.
“Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur, terbentuknya Tapera, semakin membaiknya kinerja marketing sales di sektor properti, dan relaksasi PPN, itu semua dapat mendukung permintaan pada sektor semen,” ujar Nafan kepada Bisnis, Minggu (21/3/2021).
Dia merekomendasikan hold atau maintain buy untuk saham INTP dan SMGR dengan target profit INTP di Rp13.050, sedangkan SMGR di Rp11.275.