Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan batu bara, PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS), terus mengejar progres penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebagai salah satu upaya memenuhi ketentuan free float.
Presiden Direktur Golden Energy Mines Bonifasius mengatakan rencana aksi rights issue masih dalam progres dan ditargetkan dapat terlaksana pada akhir Maret atau pertengahan April 2021.
“Belum dapat [pernyataan efektif dari OJK], kami masih bolak-balik. Semoga [pelaksanaan rights issue] tidak lama lagi, kalau tidak akhir Maret 2021 atau pertengahan April 2021,” ujar Bonifasius kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Untuk diketahui, emiten berkode efek GEMS itu berencana menggelar aksi rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 10 persen saham baru dari modal ditempatkan dan disetor penuh atau 588,23 miliar saham baru.
Saham baru yang akan dikeluarkan berasal dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Gelaran aksi tersebut untuk memenuhi ketentuan free float paling sedikit 7,5 persen atau 50 juta saham dari jumlah saham modal disetor. Sejatinya, saham free float GEMS sudah melampaui 50 juta lembar.
Namun, proporsinya masih di bawah 7,5 persen, yaitu hanya sebesar 3 persen, sehingga dipandang masih wajib melakukan penyesuaian.
Selain itu, rencana rights issue itu juga untuk membuka gembok saham GEMS yang telah tersuspensi sejak 31 Januari 2018 dan berpotensi terdepak dari Bursa Efek Indonesia.
GEMS pun telah mengantongi restu dari para pemegang saham untuk rencana aksi tersebut pada medio Agustus 2020.