Bisnis.com, JAKARTA - Emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mencatatkan penurunan laba yang minimal kendati volume penjualan turun pada 2020.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020 yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, Indocement mencatatkan pendapatan senilai Rp14,18 triliun pada akhir tahun lalu atau turun 11,01 persen dibandingkan 2019 senilai Rp15,93 triliun.
Kendati demikian, laba emiten dengan kode saham INTP ini hanya terkoreksi 1,57 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,80 triliun dari sebelumnya Rp1,83 triliun.
Selanjutnya dari sisi total aset, produsen semen Tiga Roda ini mencatatkan penurunan sebesar 1,31 persen yoy menjadi Rp27,34 triliun. Dilihat dari sisi ekuitas mengalami kontraksi 3,91 persen yoy menjadi Rp22,17 triliun sedangkan liabilitas tumbuh 11,68 persen yoy menjadi Rp5,16 triliun.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos mengatakan realisasi penjualan semen perseroan pada 2020 sekitar 16,5 juta ton.
“Untuk pencapaian total setahun adalah sebesar kurang lebih 16.5 juta ton, lebih rendah 8 persen dibanding tahun lalu,” kata Marcos kepada Bisnis.
Baca Juga
Kendati demikian, realisasi volume penjualan semen INTP masih lebih tinggi dari penurunan volume penjualan rata-rata industri yang sebesar 10 persen.
Marcos melanjutkan bahwa koreksi penjualan semen pada tahun lalu disebabkan oleh berbagai hal. Pada awal tahun, banjir besar yang terjadi beberapa kali di ibukota negara Indonesia menjadi penekan permintaan semen.
Belum pulih dari dampak banjir, permintaan pun semakin terpukul ketika pandemi Covid-19 menyerang dan menyebabkan sejumlah pekerjaan pembangunan tertunda.
Di lantai bursa, saham INTP diperdagangkan naik 4,26 persen menjadi Rp13.475 pada akhir perdagangan sesi I Jumat (19/3/2021). Kapitalisasi pasar Indocement Tunggal Prakarsa tercatat Rp49,60 triliun