Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minggu Kedua Maret, BI Catat Modal Asing Keluar Indonesia Capai Rp5,89 Triliun

Pada minggu kedua Maret 2021, berdasarkan data transaksi 8-10 Maret 2021, total aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik sebesar Rp7,83 triliun.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat total aliran modal asing yang minggat dari pasar keuangan Indonesia sepanjang 2021 mencapai Rp5,89 triliun.

“Berdasarkan data setelmen selama 2021 (year to date/ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp5,89 triliun,” tulis Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran pers, Jumat (12/3/2021).

Adapun, pada minggu kedua Maret 2021, berdasarkan data transaksi 8-10 Maret 2021, total aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik sebesar Rp7,83 triliun.

Secara rinci, jual neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp6,87 triliun, sedangkan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,96 triliun.

Sementara itu, BI juga merilis perkembangan nilai tukar rupiah pada 8-12 Maret 2021. Rupiah pada Rabu (10/3/2021) ditutup pada level (bid) Rp14.395 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada Jumat pagi (12/3/2021) rupiah dibuka sedikit melemah pada level (bid) Rp14.330 per dolar AS.

Imbali hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun mengalami penurunan dari level 6,73 persen pada Rabu (10/3/2021) ke level 6,69 persen pada Jum’at (12/3/2021).

Meski begitu, premi credit default swap (CDS) mengalami penurunan per 5 Maret 2021. Hal tersebut menandakan perbaikan kepercayaan investor.

“Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 75,52 bps per 11 Maret 2021 dari 77,34 bps per 5 Maret 2021,” tulis Erwin dalam siaran pers.

Erwin mengatakan, bahwa BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas, terkait pengawasan secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 serta dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

BI juga akan menempuh langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper