Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terkulai, Kurs Jisdor Sentuh Rp14.468

Kurs Jisdor melemah 78 poin atau 0,54 persen dari posisi kemarin, Senin (8/3/2021) Rp14.390 per dolar AS.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.468 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa (9/3/2021)

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.468 per dolar AS, melemah 78 poin atau 0,54 persen dari posisi kemarin, Senin (8/3/2021) Rp14.390 per dolar AS.

Sementara itu berdasarkan data Bloomberg, terpantau masih melemah 62 poin atau 0,44 persen ke level Rp14.422 per dolar AS pada pukul 10.40 WIB.

Pada awal perdagangan, rupiah dibuka di level Rp14.415 per dolar AS dan langsung terkoreksi 0,53 persen hingga pukul 09.19 WIB ke posisi Rp14.436 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama menguat 0,018 poin atau 0,02 persen ke level 92,331 pada pukul 10.52 WIB.

Adapun, pelemahan mata uang Garuda itu melanjutkan tren koreksi daripada perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (8/3/2021), nilai tukar rupiah melemah 0,42 persen atau 60 poin ke level Rp14.360 per dolar AS.

Sebelumnya, Senior VP Economist Bank Permata Joshua Pardede menuturkan penurunan nilai tukar rupiah terjadi di tengah tren penguatan dolar AS terhadap mata uang dunia di tengah tren peningkatan yield obligasi AS.

Peningkatan yield obligasi AS tersebut didorong oleh ekspektasi peningkatan inflasi AS dalam jangka pendek sejalan dengan ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

"Peningkatan yield obligasi AS tersebut selanjutnya mendorong koreksi atau pelemahan pasar obligasi global yang terindikasi dari keluarnya aliran modal asing dari pasar obligasi negara berkembang termasuk pasar obligasi domestik," paparnya kepada Bisnis, Senin (8/3/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper