Bisnis.com, JAKARTA - Goldman Sachs Group Inc. melihat permintaan substansial untuk aset digital dari institusi kembali meningkat dalam perdagangan cryptocurrency.
Melansir Bloomberg, dalam survei terhadap 300 klien, 40 persen saat ini memiliki eksposur ke aset kripto. Menurut Kepala aset digital global untuk Divisi Pasar Global Goldman Sachs Matt McDermott mengatakan situasi saat ini berbeda dibandingkan dengan gelembung Bitcoin 2017 karena permintaan institusional besar di berbagai jenis industri dan dari klien perbankan swasta.
Dia mengatakan bahwa bank AS perlu mengatasi peraturan yang melarang mereka memperdagangkan cryptocurrency fisik. Penggemar cryptocurrency berpendapat bahwa token digital dan teknologi blockchain yang mendasarinya mulai diterima di antara institusi dan investor arus utama.
Pasar derivatif dan produk investasi baru membuat aset digital lebih mudah diakses. Beberapa ahli strategi mengandaikan bahwa kelas aset adalah penganekaragaman potensial untuk portofolio, sementara yang lain lebih skeptis dan menyalahkan spekulan karena menggelembungkan kemungkinan gelembung di Bitcoin dan kripto lainnya.
Bitcoin naik sebanyak 3,4 persen pada hari Senin di Asia, sementara Ether naik sebanyak 5,3 persen ke level tertinggi sejak 23 Februari.
McDermott mengatakan teknologi blockchain menawarkan serangkaian peluang nyata yang beragam untuk industri keuangan dan sesuatu yang memiliki momentum besar di pasar.
Baca Juga
"Kami tahu secara langsung berbagai proyek berbeda yang sedang kami kerjakan. Dan kami melihat ini sebagai waktu yang sangat menyenangkan untuk mengeksplorasi potensi teknologi itu," katanya.
Adapun harga, 76 persen dari mereka yang disurvei melihat Bitcoin pada akhir 2021 antara US$40.000 dan US$100.000. Namun, 22 persen berharap untuk mengakhiri tahun ini di atas US$100.000.