Bisnis.com, JAKARTA – PT Ulima Nitra Tbk. menjadi perusahaan pertama yang menjalankan sistem book building dan IPO secara elektronik di Indonesia atau e-IPO.
Direktur Utama Ulima Nitra Burhan Tjokro mengatakan bahwa terlepas dari kondisi global maupun dalam negeri yang mengalami tekanan akibat Covid-19, proses bookbuilding dan penawaran umum berjalan dengan lancar.
Padahal, perseroan merupakan perusahaan pertama yang menjalankan sistem book building dan IPO secara elektronik di Indonesia.
“Selain itu, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO perseroan menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha perseroan,” ujar Burhan, Senin (8/3/2021).
Direktur Utama PT Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang mengatakan bahwa selama masa penawaran, total pesanan yang masuk mencapai 3,9x dari jumlah saham ditawarkan atau terjadi oversubscribe sebesar 2,9x dari total penawaran.
Sementara itu, khusus untuk pooling, oversubscribe mencapai lebih kurang 290x lipat dari jumlah porsi pooling yang ditawarkan.
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa tingginya animo masyarakat terhadap penawaran umum perseroan diperkirakan karena fundamental yang kuat, ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang positif, dan sektor usaha yang mendukung.
“Selain itu, animo tinggi juga diperkirakan karena akses investor yang lebih baik untuk melakukan pemesanan saham melalui proses penawaran umum elektronik yang pertama dilakukan di Indonesia ini,” ujar Steffen Fang.
Adapun, Ulima Nitra baru saja mencatatkan sahamnya di BEI pada Senin (8/3/2021) lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). UNIQ menjadi emiten ke-8 pada tahun 2021 yang mencatatkan sahamnya di bursa.
Dalam aksi IPO ini, UNIQ melepas sebanyak 300.000.000 saham atau setara dengan 9,56 persen dari modal ditempatkan. Harga pelaksanaan ditetapkan senilai Rp118 per saham. Dengan demikian, UNIQ mengantongi Rp35,4 miliar dari aksi IPO ini.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek dalam IPO ini adalah PT Surya Fajar Sekuritas.
Selain itu, perseroan akan menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi Perjanjian Utang dengan Opsi Konversi bersamaan dengan aksi IPO itu.
Dengan rincian, senilai Rp40 miliar oleh PT Surya Fajar Capital Tbk sebesar 233.050.800 saham dan PT Surya Fajar Corpora sebesar 105.932.200 saham yang akan dilaksanakan pada tanggal penjatahan atau seluruhnya setara dengan 10,80 persen dari seluruh total modal disetor penuh setelah IPO.
Dengan demikian, total peningkatan modal yang terkumpul adalah sebesar Rp74,5 miliar.
Di sisi lain, perseroan juga akan menyelenggarakan program ESA dengan mengalokasikan sebanyak 9.626.100 saham atau sebanyak 3,21 persen dari saham yang ditawarkan.