Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield Obligasi AS Masih Tinggi, Apa Kabar Obligasi Domestik?

Kenaikan imbal hasil US Treasury telah menimbulkan tekanan pada pasar surat utang Indonesia, karena para investor cenderung lebih memperhatikan pergerakan obligasi AS.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Fluktuasi imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury dinilai tidak akan menimbulkan dampak tambahan ke pasar surat utang Indonesia dari yang sudah ditimbulkan. Tingkat yield Indonesia yang atraktif justru berpotensi menjadi pintu masuk bagi aliran dana asing.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan kenaikan imbal hasil US Treasury telah menimbulkan tekanan pada pasar surat utang Indonesia, karena para investor cenderung lebih memperhatikan pergerakan obligasi AS.

“Tren ini masih berada di tahap awal, sehingga mendapat perhatian ekstra dari para investor,” ujarnya saat dihubungi pada Jumat (5/3/2021).

Data dari laman World Government Bonds mencatat, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 6,697 persen. Angka tersebut menunjukkan pelemahan sebesar 48,3 basis poin selama sebulan belakangan. Yield obligasi Indonesia sempat mencapai kisaran 6,718 pada 22 Februari lalu.

Kenaikan yield tersebut, lanjutnya, menandakan risiko pada pasar obligasi negara berkembang sedang naik. Sehingga, investor akan cenderung lebih berhati-hati dan lebih memilih menaruh uangnya di AS.

Meski demikian, Ramdhan optimistis pasar obligasi Indonesia masih tetap menarik untuk jangka panjang. Ia menjelaskan, sentimen kenaikan imbal hasil US Treasury hanya akan menjadi euforia untuk investor dalam jangka pendek.

“Setelah market kembali tenang, pasti investor akan mencari pasar-pasar lain yang menawarkan return lebih menarik. Indonesia termasuk dalam kategori tersebut mengingat yield obligasinya yang cukup baik,” katanya.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi memaparkan, melonjaknya yield US Treasury dipicu oleh kenaikan ekspektasi inflasi AS akibat serangkaian stimulus fiskal yang telah dan akan dikeluarkan pemerintah AS. Banyaknya kucuran stimulus yang ada akan memicu kenaikan julah uang yang beredar di masyarakat.

“Secara teori, arah inflasi akan berbanding lurus dengan tingkat imbal hasil obligasi,” jelasnya saat dihubungi.

Nico menjelaskan, kenaikan yield US Treasury akan membuat pelaku pasar kembali tertarik untuk berinvestasi di AS. Hal ini memicu peningkatan risiko dan kekhawatiran dari pelaku pasar bahwa aliran dana asing akan keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Dalam sebulan terakhir ini, outflow asing dari pasar SBN sudah sebesar Rp29,5 triliun,” katanya.

Di sisi lain, CIO Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula memandang kenaikan imbal hasil obligasi AS akhir-akhir ini telah berlebihan. Hal tersebut disebabkan oleh sentimen kekhawatiran kenaikan inflasi yang disandingkan dengan kondisi fundamental obligasi AS.

Ia menjelaskan sentimen ekspektasi inflasi yang meningkat akan diimbangi oleh rilis data tenaga kerja yang tidak sebagus perkiraan sebelumnya. Sehingga, setelah sentimen mereda, kondisi fundamental akan menyebabkan imbal hasil US Treasury turun kembali.

Ezra melanjutkan potensi terjadinya outflow lebih lanjut terbilang kecil. Pasalnya, tingkat kepemilikan asing pada SBN telah berada di level yang rendah, di kisaran 24 persen dari total kepemilikan.

"Ini justru akan menjadi entry level yang menarik untuk investor masuk ke pasar obligasi Indonesia, karena yield SBN Indonesia yang masih terbilang menarik," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper