Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan menutup perdagangan Kamis (4/3/2021) di zona merah, berbalik melemah daripada perdagangan sebelumnya.
IHSG melemah seiring dengan ditemukannya kasus virus corona varian baru B117 di Indonesia, pelemahan bursa global, dan meningkatnya imbal hasil obligasi AS.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 6.290,79 melemah 1,35 persen atau 85,95 poin. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di kisaran 6.270,108 hingga 6.369,411.
Investor asing tercatat membukukan transaksi jual bersih hingga Rp17,75 miliar dengan sasaran aksi jual tertuju pada BBCA mencapai Rp216,2 miliar, ASII hingga Rp62,5 miliar, dan INCO hingga Rp52,1 miliar.
Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 154 saham berhasil menguat, 314 saham terkoreksi, sedangkan 162 saham lainnya terpantau stagnan.
Adapun, saham pertambangan mineral penuhi jajaran top losers, seperti TINS terkoreksi 6,9 persen, INCO turun 6,75 persen, dan ANTM melemah 6,67 persen.
Baca Juga
Sementara itu, penguatan indeks dipimpin oleh saham BABP naik 34,41 persen, AMAR naik 25 persen, dan IKAN menguat 23,08 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan bahwa pelemahan indeks disebabkan oleh ditemukannya kasus varian virus B117 yang mulai terjadi di Indonesia. Hal itu pun seiring dengan tren kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri.
“Penerapan kebijakan PPKM mikro juga merupakan sentimen negatif bagi pasar, belum lagi melambatnya ekspansi manufacturing di Indonesia,” ujar Nafan saat dihubungi Bisnis, Kamis (4/3/2021).
Selain itu, naiknya imbal hasil obligasi kembali menghantui sentimen IHSG. Pasar juga tampak masih menanti penetapan Senat AS dalam mengesahkan program stimulus dari Presiden AS Joe Biden dengan nilai mencapai US$1,9 triliun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam itu.