Bisnis.com, JAKARTA- Sejalan dengan kondisi perekonomian yang diperkirakan semakin membaik seiring optimisme terhadap program vaksinasi, hal tersebut akan melecut permintaan produk ikan terutama dari pasar ekspor.
Pemulihan ekonomi sudah dapat dilihat misalnya dari aktivitas manufaktur dan industri lainnya di negara-negara maju dan berkembang, yang menunjukkan pada fase ekspansif. Hal serupa juga dialami sektor industri perikanan dan olahan laut.
Sepanjang tahun lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat total ekspor perikanan Indonesia mencapai US$ 5,2 miliar atau setara dengan Rp 72,8 triliun (kurs Rp 14.000/US$) sepanjang 2020. Ekspor perikanan itu sebagian besar dikirim ke pasar utama produk perikanan, yakni Asean, Uni Eropa, China, Jepang, hingga Amerika Serikat.
Melihat geliat tersebut, Direktur Utama PT Era Mandiri Cemerlang Tbk Johan Rose merasa optimistis pada tahun ini kondisi semakin cerah. Menurut Johan, kendati saat ini aktivitas bisnis sangat dipengaruhi efek gelombang kedua pandemi Covid-19, emiten berkode IKAN ini tetap mampu melakukan ekspor ke berbagai negara tujuan.
"Seiring dengan proses vaksinasi di seluruh dunia, termasuk negara-negara tujuan ekspor, kami yakin tahun ini akan lebih baik. Perusahaan menargetkan akan ada kenaikan volume ekspor sebesar 10-20 persen di tahun ini," ujar Johan, dikutip dari siaran pers, Selasa (2/3/2021).
Johan menambahkan, untuk saat ini prospek bisnis pengolahan ikan masih cukup cerah. Bahkan, Era Mandiri Cemerlang (IKAN) di tahun ini masuk dalam kandidat penerima penghargaan Primaniyarta dari pemerintah. Ini adalah penghargaan tertinggi dari pemerintah kepada perusahaan yang ikut menyumbang bagi devisa negara.
"Kami bangga bisa ikut terlibat dalam penghargaan ini. Ini bentuk sumbangsih kami bagi negara dan bukti kami terus meningkatkan nilai ekspor produk perikanan asal Indonesia kepada dunia secara berkesinambungan," kata Johan.
Penghargaan Primaniyarta yang sudah berlangsung sejak 1992, dilaksanakan sebagai salah satu pendorong dan motivator bagi para eksportir Indonesia, serta pelaku usaha lainnya untuk terus meningkatkan prestasinya dalam bidang ekspor.
Tahun lalu, kata Johan, perusahaannya mengambil kebijakan yang konservatif setelah adanya pandemi gelombang pertama. “Semua sektor terpukul. Sejumlah negara mengencangkan ikat pinggang ekonominya untuk fokus pada penanganan pandemi. Otomatis aktivitas bisnis berjalan lambat,” terangnya.
Namun, Johan melanjutkan, saat ini kapasitas terpasang masih melebihi daya serap pasar. IKAN merupakan emiten ke-11 yang didirikan pada tahun 2000 dan merupakan produsen serta pemasok produk makanan laut berkualitas tinggi. Perusahaan ini telah mendapat Sertifikasi BRC pada 23 Januari 2015. Pada penutupan perdagangan Selasa (2/3/2021), saham IKAN menguat sebanyak 34.88 persen ditutup di level Rp116.