Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah dibuka melemah pagi ini tertekan bersama mayoritas mata uang lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (22/2/2021) pukul 09.18 WIB, rupiah turun 0,10 persen menjadi Rp14.079 per dolar AS.
Di kawasan Asia Pasifik, rupiah tidak melemah sendirian. yuan China juga turun 0,09 persen, bhat Thailand terkoreksi 0,05 persen, dan bahkan yen Jepang turun lebih dalam 0,21 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya mengatakan, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis data dari Bank Indonesia (BI) yang melaporkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV/2020 mengalami defisit sebesar US$0,2 miliar dollar AS.
Sementara itu, surplus NPI tahun 2020 sebesar US$2,6 miliar, melanjutkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar US$4,7 miliar. Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan defisit transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial.
Dari luar negeri, investor terus mencerna kenaikan tak terduga dalam jumlah klaim pengangguran AS. Sebanyak 861.000 klaim telah diajukan selama minggu sebelumnya, dibandingkan dengan 765.000 klaim dalam perkiraan yang diperkirakan sebelumnya dan 848.000 klaim yang diajukan selama minggu sebelumnya.
Baca Juga
“Hal ini menandakan penurunan pertumbuhan pekerjaan selama dua bulan beruntun di tengah melambatnya penyebaran virus corona baru-baru ini,” jelasnya.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan nilai rupiah akan dibuka berfluktuasi. Namun, pergerakan tersebut akan kembali ditutup di zona merah pada rentang Rp14.050—Rp14.080.