Bisnis.com, JAKARTA - Data ekonomi yang menunjukkan adanya resesi terbesar sejak 1998 membuat mata uang rupiah ditutup melemah tipis terhadap dolar AS.
Pada penutupan perdagangan Jumat (5/2/2021), nilai tukar rupiah melemah 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.030 per dolar AS. Indeks dolar di sisi lain melemah 0,01 persen ke posisi 91,517.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.062 per dolar AS, melemah 26 poin atau 0,18 persen dari posisi kemarin, Kamis (4/2/2021) Rp14.036 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan meskipun Pertumbuhan Domestik Bruto 2020 meskipun masih minus 2,07 persen (yoy), tetapi sudah menunjukan sinyal perbaikan. Perbaikan ekonomi didukung perbaikan konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) begitupula dengan kinerja sektor usaha mulai pulih.
Ada 3 strategi utama pemerintah mendorong pemulihan ekonomi, yaitu mempertahankan daya beli masyarakat menengah ke bawah, percepatan vaksinasi untuk mendorong kepercayaan masyarakat, dan pembatasan kegiatan skala mikro untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Jeleknya data baik dari eksternal maupun internal membuat mata uang rupiah melemah tipis, dan ini bisa terlihat dari keluarnya arus modal asing dari pasar finansial dalam negeri," paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/2/2021).
Baca Juga
Sementara itu, meningkatnya kasus Covid-19 khususnyadi DKI Jakarta, membuat Pemprov akan menerapkan kembali pengetatan sosial, yang sebelumnya sudah pernah direncanakan oleh Gubernur DKI Jakarta walaupun akhirnya direvisi.
Secara bersamaan pemerintah terus melakukan vaksinasi, agar masyarakat terhindar dari penyebaran Covid-19. Namun, vaksinasi belum membuat kasus pandemi berkurang.
Dari sisi eksternal, analis dan investor sedang menimbang apakah kekuatan dolar tahun ini adalah penyesuaian posisi sementara setelah penurunan 7 persen pada 2020, atau pergeseran jangka panjang dari pesimisme dolar.
Ahli strategi Westpac melihat peluncuran vaksin Eropa semakin cepat pada akhir kuartal ini, yang, ditambah dengan komitmen Fed terhadap kebijakan moneter yang sangat longgar, akan menekan dolar kembali.
Saat ini, Imbal hasil Treasury AS jangka panjang juga mengalami kenaikan, dengan kemajuan yang dibuat menuju berlalunya langkah-langkah stimulus AS lebih lanjut.
Anggota parlemen Demokrat di Senat sedang mempersiapkan sesi "vote-a-rama" besar-besaran untuk meloloskan paket stimulus senilai US$1,9 triliun yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden.
Data ketenagakerjaan AS yang positif pada Kamis juga membantu meningkatkan sentimen investor. Data mengatakan bahwa 779.000 klaim pengangguran awal telah diajukan selama seminggu terakhir, lebih sedikit dari 830.000 klaim yang diperkirakan., dan 812.000 klaim yang dilaporkan selama minggu sebelumnya. Data pekerjaan lebih lanjut, termasuk non-farm payrolls, akan dirilis hari ini.
Di sisi bank sentral, Bank of England mempertahankan suku bunga Februari tidak berubah di 0,10 persen karena mengeluarkan keputusan kebijakannya pada hari Kamis.