Bisnis.com, JAKARTA - PT Aberdeen Standard Investments Indonesia mengumumkan rencana pembubaran sejumlah reksa dana besutan perseroan. Hal ini dilakukan seiring dengan rencana penutupan kegiatan usaha di Indonesia.
Berdasarkan pengumuman Aberdeen Standard yang di harian Kontan, Kamis (28/1/2021), Standard Life Aberdeen sebagai peneriman manfaat utama atau ultimate beneficial owener dari manajer investasi menutup kegiatan bisnis di Indonesia.
Di harian tersebut ada tiga pengumuman pembubaran untuk tiga produk reksa dana, yaitu Reksa dana Aberdeen Standard Indonesia Equity Fund, Reksa Dana Aberdeen Standard Indonesia Government Bond Fund, dan Reksa Dana Aberdeen Standard Indonesia Money Market Fund.
Pada saat yang sama dengan pengumuman tersebut, Aberdeen Standard telah menyampaikan rencana pembubaran reksa dana kepada Otoritas Jasa Keuangan per tanggal 28 Januari 2021.
Manajer investasi asal Inggris itu juga telah meminta Bank Kustodian untk menghentikan perhitungan nilai aktiva bersih mulai hari ini, 28 Januari 2021. Pembubaran dan dimulainya proses likuiditas akan dilakukan dengan penandatanganan pembubaran reksa dana di hadapan notaris.
Selain tiga produk reksa dana yang diumumkan akan dibubarkan, Aberdeen Standard juga memiliki tujuh produk lainnya, mulai dari reksa dana terproteksi hingga reksa dana syariah.
Baca Juga
Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan, total dana kelolaan atau nilai aktiva bersih dari sepuluh produk reksa dana yang dikelola Aberdeen Standard mencapai Rp1,9 triliun. Reksa Dana Aberdeen Standard Indonesia Money Market Fund menjadi produk dengan NAB terbesar, yaitu Rp396,6 miliar.
Sebagaimana diketahui, Aberdeen Standard memulai debut di industri manajemen aset pada 2014 dengan mencaplok PT NISP Asset Management. Dilansir dari laman resmi, manajer investasi ini mengklaim menggunakan pendekatan kedisiplinan serta proses investasi global dengan fokus pada manajemen aktif berdasarkan penelitian fundamental dan bottom-up, yang mencakup ekuitas dan pendapatan tetap di Indonesia.
Data OJK menunjukkan, modal dasar Aberdeen Standard mencapai Rp160 miliar dengan modal disetor Rp40 miliar. Sebanyak 99 persen sahamnya dimiliki Aberdeen Standard Investments (Asia) sedangkan 1 persen dimiliki Sigit Pratama Wiryadi.