Bisnis.com, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk. mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$175 juta pada 2021. Jumlah tersebut setara Rp2,46 triliun merujuk pada kurs Jisdor hari ini di level Rp14.086 per dolar AS.
Direktur Barito Pacific David Kosasih mengatakan bahwa perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar US$175 juta yang akan berasal dari kas internal perseroan.
Capex tersebut akan digunakan emiten berkode saham BRPT itu untuk pelaksanaan program drilling dari entitas usaha di bidang geothermal, Star Energy.
“Selain itu, alokasi itu juga untuk pengeluaran capex rutin dari anak usaha lain, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. [TPIA],” ujar David kepada Bisnis, Selasa (19/1/2021).
Berdasarkan catatan Bisnis, alokasi capex tahun ini sedikit lebih rendah daripada capex 2020, sebesar US$185 juta. Adapun, semula BRPT mengalokasikan capex 2020 sebesar US$525 juta.Namun, perseroan memangkas capex tersebut seiring dengan beberapa tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Salah satunya, penundaan target Final Investment Decision (FID) proyek pabrik CAP II oleh TPIA yang berdampak pada pemangkasan capex anak usaha itu menjadi hanya sebesar US$135 juta, dari yang semula ditetapkan sebesar US$430 juta pada tahun ini.
Baca Juga
Untuk diketahui, TPIA tengah mengembangkan kompleks petrokimia Chandra Asri Petrochemical II (CAP II) di Cilegon dengan luas lahan 200 hektare.
Berdasarkan catatan Bisnis, proyek CAP II itu membutuhkan investasi hingga US$5 miliar atau setara Rp70,43 triliun dengan asumsi kurs Jisdor Selasa (19/1/2021) Rp14.086 per dolar AS.
Selain itu, pada 2020 Star Energy juga menunda program drilling sehingga capex pun disesuaikan menjadi sekitar US$40 juta dari US$80 juta yang dianggarkan sebelumnya.
Adapun, hingga kuartal III/2020, BRPT telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$120 juta yang sebagian besar dialokasikan untuk penyelesaian pembangunan dua pabrik dan pengeluaran reguler.
Di sisi lain, Direktur Utama Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan bahwa pada tahun ini, perseroan akan fokus untuk menjaga protokol kesehatan terkait Covid-19 sehingga dapat menjaga proses konstruksi proyek dan operasional berjalan lancar. Pasalnya, pada periode 2020 hingga 2025 sejumlah proyek milik emiten berkode saham BRPT itu memasuki tahapan konstruksi.
“Pada 2020-2025 sejumlah proyek masuk tahapan konstruksi, dengan PLTU Jawa 9 dan 10 sedang konstruksi dan Pabrik CAP II sedang masuk tahapan Pre-FDI,” ujar Agus kepada Bisnis.