Bisnis.com, JAKARTA — PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) memasang target optimistis pada 2021 ini dengan berambisi menambah dana kelolaan 20—25 persen dari posisi tahun 2020 lalu.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per 30 Desember 2020, nilai aktiva bersih (NAB) khusus untuk produk reksa dana Batavia Prosperindo masih masuk 3 tertinggi secara industri dengan total NAB Rp46,54 triliun.
Akan tetapi, realisasi tersebut tapi lebih rendah atau turun 1,27 persen dibandingkan NAB Batavia Proserindo per akhir 2019 yang sebesar Rp47,14 triliun.
Direktur Utama Batavia Prosperindo Lilis Setiadi mengatakan sebagian besar penyusutan dana kelolaan sepanjang 2020 disebabkan oleh penurunan nilai aset sedikit dari kelas aset saham karena kinerja IHSG yang negatif tahun lalu.
Di saat yang sama, penurunan juga disumbang oleh produk reksa dana terproteksi Batavia Prosperindo yang jatuh tempo sehingga terjadi pencairan dana.
Kendati demikian, Lilis mengaku optimistis dengan proyeksi kinerja tahun ini. Bahkan, dia menargetkan peningkatan dana kelolaan sebesar 20—25 persen tahun 2021, termasuk salah satunya dengan penambahan produk baru.
Baca Juga
“Semoga dapat dicapai melalui penambahan dana baik di produk kami yang sudah berjalan maupun yang akan diluncurkan tahun ini dan tentunya juga peningkatan nilai atas pasar yang diharapkan kondusif tahun ini,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (11/1/2021).
Sementara itu, nilai aktiva bersih (NAB) produk reksa dana secara industri mencapai nilai Rp573,54 triliun dengan unit penyertaan sebanyak 435,14 miliar unit.
Jika dilihat secara tahunan, posisi NAB reksa dana secara industri per akhir 2020 hanya tumbuh 5,79 persen secara year on year, dibandingkan posisi NAB reksa dana per akhir 2019 yang sebesar Rp542,17 triliun.
Presentase tersebut juga menjadi pertumbuhan tahunan yang paling minim setidaknya selama 5 tahun terakhir. Berturut-tutut pertumbuhan tahun sebelumnya adalah sebesar 7,3 persen (2019), 10,5 persen (2018), 35,1 persen (2017), dan 24,60 persen (2016).