Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Integra Indocabinet (WOOD) Optimistis Penjualan Naik 20 Persen pada 2021

Perseroan melihat tahun ini bisnis akan terus tumbuh dikarenakan tertekannya ekspor furniture dan building component China yang terus tertekan sebagai akibat tarif perang dagang dan anti subsidy dan anti dumping duty. 
PT Integra Indocabinet yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki pabrik seluas 225.000 meter persegi dengan kapasitas pengiriman barang 25 kontainer 40' per bulan.
PT Integra Indocabinet yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki pabrik seluas 225.000 meter persegi dengan kapasitas pengiriman barang 25 kontainer 40' per bulan.

Bisnis.com, JAKARTA —  PT Integra Indocabinet Tbk. menargetkan penjualan tumbuh 20 persen pada tahun 2021 dari tahun lalu yang ditargetkan akan mencapai Rp2,6 triliun. 

Corporate Secretary & Head of Investor Relation Integra Indocabinet Wendy Chandra mengatakan perseroan melihat tahun ini bisnis akan terus tumbuh dikarenakan tertekannya ekspor furniture dan building component China yang terus tertekan sebagai akibat tarif perang dagang dan anti subsidy dan anti dumping duty

Menurut Wendy, saat ini China merupakan eksportir terbesar produk furniture dan building component ke pasar Amerika Serikat (AS), sehingga tertekannya ekspor China ke pasar AS merupakan peluang yang sangat besar bagi perseroan untuk ekspansi pangsa pasar di Negeri Paman Sam. 

"Pasar AS merupakan importir furniture dan building component terbesar di dunia dengan impor per tahun yang dapat mencapai US$25miliar untuk produk furniture," katanya kepada Bisnis, Jumat (8/1/2021).

Adapun secara pangsa pasar pada 2019 lalu China memang masih tercatat menguasai pasar AS atau sebesar 26,3 persen sedangkan produk Indonesia hanya 3,9 persen.

Sementara itu, tren penjualan semakin meningkat sehingga pertumbuhan permintaan khususnya produk furniture knock down semakin meningkat. Menurut Wendy produk furniture knock down merupakah salah satu produk unggulan perseroan. 

Kemudian produk millwork yang merupakan building component juga akan bertumbuh sangat tinggi di tahun ini. Pasalnya, dua eksportir terbesar produk millwork ke pasar AS yaitu Brazil dan China, saat ini sedang dalam proses investigasi dan akan di kenakan tarif anti dumping dan anti subsidy oleh AS untuk produk millwork dari kedua negara itu. 

"Jadi kami melihat demand terutama dari buyer AS terus meningkat. Faktor pendorong yaitu beralihnya buyer-buyer AS dari China ke negara lain terutama Indonesia. Per september 2020, penjualan ke pasar AS sekitar 76 persen dari total penjualan," ujar Wendy.

Menurut Wendy, emiten dengan kode saham WOOD ini pun optimistis melihat iklim usaha untuk tahun ini masih kondusif dan akan lebih baik untuk pertumbuhan perseroan.

Adapun mengutip dari laporan kinerja 2019, perseroan memiliki kapasitas produksi untuk wooden blind sebesar 13.200 meter kubik per tahun kapasitas produksi untuk plywood sebesar 44.000 meter kubik/tahun.

Tak hanya itu, pada 2019 WOOD juga mulai meluncurkan lini produksi millwork dengan kapasitas sebesar 113.520 meter kubik/tahun. Alhasil, kapasitas produksi building component perseroan telah mencapai 213.720 meter kubik/tahun per akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper