Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen furnitur, PT Integra Indocabinet Tbk., mematok target pertumbuhan hingga 20 persen pada 2021 seiring dengan tuah ketegangan perdagangan AS-China dan kontribusi lini manufaktur baru perseroan.
Presiden Direktur Integra Indocabinet Halim Rusli mengatakan bahwa memasuki paruh kedua tahun ini perseroan menerima peningkatan dari pasar ekspor, terutama dari AS dan pulihnya permintaan domestik.
Dia menjelaskan bahwa Kinerja itu akan menjadi basis baru dan cerminan perseroan untuk melihat proyeksi kinerja di tahun-tahun mendatang.
Adapun, pada kuartal III/2020 perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp751,1 miliar atau tumbuh sebesar 74,2 persen dibandingkan dengan kuartal III/2019. Capaian itu menjadi rekor pendapatan tertinggi perseroan secara kuartalan.
Dengan demikian, WOOD mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,88 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, naik 33,8 persen dari sebelumnya sebesar Rp1,4 triliun pada sembilan bulan pertama 2019.
“Pertumbuhan ini merupakan realisasi dari lini manufaktur baru perseroan dan akan menjadi pertumbuhan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kami secara konservatif mengharapkan pertumbuhan 20 persen pada 2021 akan tercapai,” ujar Halim seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (15/11/2020).
Baca Juga
Lebih rinci, penjualan ekspor perseroan pada sembilan bulan pertama tahun ini berhasil naik hingga 45,6 persen menjadi Rp1,58 trilin daripada realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,08 triliun.
Helmy menjelaskan bahwa permintaan yang kuat di segmen furniture dan permintaan Millwork yang terus bertumbuh menjadi faktor utama kenaikan kinerja perseroan.
Hal itu seiring dengan permintaan dari pasar AS untuk produk furniture dan building component akibat penerapan tarif perang dagang, tarif anti-dumping, dan anti-subsidy terhadap dua produk itu dari China.
Dengan demikian, konsumen dari AS pun dengan cepat memindahkan sumber pemasok keluar dari China dan masuk ke Indonesia, dimana hal ini sangat menguntungkan bagi perseroan sebagai salah satu eksportir terbesar di Indonesia.
“Kami percaya tren ini akan terus berlanjut sehingga memberikan peluang besar bagi Integra untuk terus meningkatkan pertumbuhan penjualan ekspor ke pasar AS melalui perluasan pangsa pasar di pasar US dengan mengambil alih pangsa pasar China,” papar Helmy.
Selain itu, perseroan juga meyakini kinerja kuartal IV/2020 tidak kalah baik pada kuartal sebelumnya lantaran perseroan melihat adanya peningkatan permintaan terutama dari segmen furniture dalam rangka akhir tahun dan musim libur, dan permintaan yang terus meningkat untuk building component khususnya produk Millwork.
Pada Oktober 2020 saja, perseroan telah menerima order penjualan senilai Rp 2,6 triliun dimana pencapaian ini sesuai dengan target penjualan perseroan sepanjang 2020.
Untuk diketahui, pada medio September 2020 WOOD sebelumnya telah merevisi naik target penjualan perseroan untuk periode 2020 menjadi sebesar Rp2,6 triliun dari sebelumnya Rp2,5 triliun.
Di sisi lain, perseroan mencatatkan kenaikan beban sehingga laba periode tahun berjalan WOOD hanya berhasil naik tipis 3,9 persen menjadi sebesar Rp189,28 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp182,17 miliar.