Bisnis.com, JAKARTA — PT Integra Indocabinet Tbk. mendulang berkah dari turunnya ekspor furnitur China ke Amerika Serikat.
Corporate Secretary & Head of Investor Relations Integra Indocabinet Wendy Chandra mengungkapkan Pilpres AS tidak akan berdampak negatif terhadap ekspor perseroan. Pihaknya menuturkan tarif anti dumping dan anti subsidi yang nilainya lebih besar diinisiasi oleh kalangan swasta.
Dengan demikian, lanjut dia, siapapun presiden yang terpilih nantinya penerapan tarif tidak akan dicabut. Implementasi tarif menurutnya telah membuat tingkat kompetitif China turun drastis.
“Sangat memberikan keuntungan bagi produsen furnitur di Indonesia tertutama Integra Indocabinet sebagai salah satu eksportir furnitur terbesar di Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (2/11/2020).
Di sisi lain, Wendy menyebut Vietnam juga menjadi salah satu negara yang diuntungkan dari turunnya ekspor furnitur China.
Namun, United States Trade Representative (USTR) melakukan investigasi terhadap Vietnam tekait impor, perdagangan dan penggunaan kayu ilegal, serta penyelidikan atas tindakan, kebijakan, dan praktik Vietnam yang menyebabkan rendahnya nilai mata uang.
Baca Juga
“Apabila hal ini terbukti, akan menyebabkan ekspor Vietnam ke AS dikenakan tarif,” imbuhnya.
Wendy mengungkapkan pembeli di AS tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan ketergantungan yang terlalu besar terhadap suatu negara produsen seperti sebelumnya terhadap China. Dengan demikian, pembeli dari Negeri Paman Sam akan bekerja sama dengan pemasok potensial lainnya khususnya Integra Indocabinet.
“Pada Semester I/2020, ekspor ke pasar AS perseroan berkontribusi sebesar 76 persen dari total penjualan. Kedepannya, kami melihat permintaan pasar AS ke perseroan akan terus meningkat dan mendorong pertumbuhan penjualan perseroan,” imbuhnya.
Baru-baru ini, emiten berkode saham WOOD itu baru saja merevisi naik target penjualan periode 2020 dari Rp2,5 triliun menjadi Rp2,6 triliun. Keputusan itu menyusul pencapaian pemesanan penjualan yang telah diterima mencapai Rp2,45 triliun hingga Agustus 2020.
Adapun, kenaikan penjualan segmen furnitur diperkirakan bisa mendorong marjin keuntungan perseroan pada tahun ini. Marjin laba bersih WOOD ditargetkan bisa tumbuh pada kisaran 10 persen—12 persen pada 2020.