Bisnis.com, JAKARTA – Saham sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan menjadi kelompok saham kinerja paling amblas pada 2020.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada 30 Desember 2020, indeks JAKPROP merosot 21,23 persen di sepanjang tahun lalu atau menjadikannya sebagai indeks dengan performa terburuk.
Selisih kinerja indeks JAKPROP dengan kinerja indeks lainnya terpantau cukup lebar.
Setelah indeks JAKPROP, indeks saham sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi menjadi yang terlemah kedua pada 2020 dengan penurunan sebesar 12 persen diikuti indeks aneka industri yang terdepresiasi 11,67 persen.
Di sisi lain, hanya indeks saham sektor tambang yang mengalami kenaikan pada 2020 yaitu sebesar 23,69 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, saham PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL) menjadi pemberat langkah indeks dengan penurunan sebesar 59,64 persen menjadi Rp4.490 per saham pada 2020. Adapun, saham POLL berkontribusi sebesar 56,11 persen terhadap pergerakan indeks.
Baca Juga
Selanjutnya, penurunan harga saham PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS) juga tak membantu sebesar 83,77 persen menjadi Rp50 per saham. TOPS berkontribusi sebesar 8,77 persern terhadap pergerakan indeks.
Di sisi lain, saham PT Metropolitan Kentjana Tbk. (MKPI) bersama emiten keluarga Grup PT PP menahan koreksi indeks JAKPROP lebih dalam.
MKPI terpantau melonjak 75,02 persenm enjadi Rp28.000 pada 2020 dan berkontribusi sebesar 11,26 persen terhadap pergerakan indeks.
Selanjutnya saham PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) melaju 21,66 persen menjadi Rp1.865 per saham dan PT PP Properti Tbk. (PPRO) naik lebih tinggi lagi sebesar 44,04 persen menjadi Rp94 per saham.
Kendati menjadi ranking terakhir pada 2020, saham-saham sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan diyakini menjadi salah satu yang lebih dulu rebound pada tahun ini.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menyebut indeks saham secara keseluruhan telah menunjukkan tren naik (uptrend) termasuk indeks JAKPROP pada akhir 2020.
Selain tren suku bunga rendah, penerapan Omnibus Law dan BP Tapera juga akan membuat sektor properti sangat prospektif pada 2021.
“Pelaksanaan BP Tapera pada awal tahun depan juga merupakan sentimen tambahan yang positif untuk meningkatkan kinerja penjualan di sektor properti,” kata Nafan.
Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa mengatakan pandemi Covid-19 telah memukul keras sektor properti pada tahun ini. Namun, kondisi ini diperkirakan bakal stabil pada 2021 utamanya setelah vaksin Covid-19 ditemukan.
“Walaupun permintaan di masa depan belum tampak begitu kuat, kami perkirakan pembelian rumah akan meningkat lagi pada 2021 karena konsumen berencana membeli properti,” tulis Yasmin melalui riset.