Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia menargetkan jumlah investor pasar modal pada 2021 dapat tumbuh 25 persen daripada pencapaian tahun ini.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan bahwa optimistis jumlah investor pasar modal dapat tumbuh baik pada 2021 seiring dengan tren kenaikan investor ritel domestik pada tahun ini.
Hingga 29 Desember 2020, jumlah investor yang terefleksi dari single investor identification (SID) tercatat sebanyak 3,87 juta. Jumlah itu naik 56 persen dari posisi akhir 2019 lalu.
Kemudian, dari jumlah itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID.
BEI juga mencatat, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94 ribu investor aktif harian atau naik 73 persen dibandingkan akhir tahun lalu. Investor aktif harian adalah investor yang setidaknya melakukan satu kali transaksi dalam satu hari.
Selain itu, investor aktif ritel juga tercatat tumbuh 4 kali sepanjang 2020. Per Januari 2020 rata-rata frekuensi transaksi harian investor ritel sekitar 51.000 transaksi, sedangkan per Desember 2020 rata-ratanya menjadi sekitar 206.000 transaksi.
Baca Juga
“Jumlah investor target tumbuh 25 persen dari posisi terakhir 3,8 juta, berarti kira-kira 4,75 juta investor pada 2021. Mudah-mudahan bisa tercapai,” ujar Inarno dalam konferensi pers, Rabu (30/12/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan pihaknya optimistis pertumbuhan investor akan terus pesat di masa mendatang, bahkan jumlah SID bisa tembus 5 juta investor tahun depan.
“Saat pandemi saja berhasil tumbuh signifikan, kami berharap pasar kembali kondusif karena ada vaksin dan lain-lain, sehingga pertumbuhan bisa lebih maju lagi ke depan,” papar Uriep.
Adapun, dia menyebut peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya juga didukung dengan adanya proses digitalisasi di pasar modal Indonesia, khususnya untuk proses pembukaan rekening investasi.
“Lebih dari 50 persen ini memiliki rekening di selling agent fintech. Jadi individual-individual ini yang menggunakan selling agent fintech sebagai channelnya,” tutur dia.
Uriep menilai peran platform teknologi financial (fintech) semakin penting untuk pembukaan rekening investasi di pasar modal, terutama dalam menggaet investor muda karena platform digital sejalan dengan karakteristik investor pasar modal yang terus bergerak ke usia muda.
Terbukti, berdasarkan data KSEI per 29 Desember 2020, jumlah investor berusia di bawah 30 tahun dan 30 sampai dengan 40 tahun telah mencapai lebih dari 70 persen atau mendominasi jumlah investor pasar modal.
Uriep menyebut SRO terus melakukan berbagai upaya untuk mempermudah investor beraktivitas di pasar modal.