Bisnis.com, JAKARTA — PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp100 miliar untuk tahun buku 2021.
Direktur Visi Media Asia Sahid Mahudie mengatakan tahun depan merupakan tahun pemulihan untuk industri media sehingga perseroan tak ingin ketinggalan menggenjot kinerja agar bisa kembali berbalik untung.
Dia menyebut salah satu fokus utama VIVA tahun depan adalah pembangunan infrastruktur penyiaran tv digital atau multipleksing (MUX). Untuk itu perseroan bersiap merogoh kocek sekitar Rp100 miliar.
“Kira-kira akan kita cadangkan paling tidak Rp100 miliar,” ujarnya dalam paparan publik VIVA, Rabu (30/12/2020)
Adapun, sekitar 75 persen dari capex tersebut atau sekitar Rp75 miliar akan diserap oleh entitas anak perseroan yakni PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA) yang menaungi salah satu stasiun free to air (FTA) VIVA Group yakni ANTV.
“Dari Rp100 miliar itu kami sekitar Rp75 miliar, yang mana kontribusi terbesar pengadaan infrastruktur MUX operator karena [penerapan tv digital tak lama lagi, dua tahun kurang, jadi kita harus bergerak dari sekarang,” Direktur MDIA Ahmad Zulfikar menambahkan.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Visi Media Asia Neil R. Tobing menjelaskan bahwa sejauh ini VIVA Group telah memenangkan tender MUX untuk 11 provinsi dari 12 provinsi yang dilelang oleh pemerintah.
Kesebelas provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I Yogyakarta, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Dia menyebut saat ini pihaknya mulai melakukan reaktivasi izin dan infrastruktur untuk MUX. Dia optimistis proses tersebut akan rampung sebelum migrasi tv analog ke tv digital atau analog switch off (ASO) berlaku pada 2 November 2022 mendatang.
“Kami percaya sebelum ASO terjadi 2022 nanti, sesuai dengan komitmen kami dengan Kominfo [Kementerian Komunikasi dan Informatika], kami akan siap menjalankan infrastruktur digital di 11 provinsi tersebut,” tuturnya.
Di sisi lain, Neil menyebut perseroan juga bersiap untuk memenangkan sejumlah provinsi lain dari sisa 22 provinsi yang akan dilelang tahun depan. Namun, dia menyebut VIVA akan lebih selektif dalam memilih provinsi-provinsi tersebut.
“Kita masih nunggu formatnya. Kita akan lebih fight untuk kota-kota dengan jumlah penduduk yang banyak,” imbuhnya.