Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) berhasil membukukan angka fantastis untuk perdagangan multilateral di tahun 2020 dengan nilai transaksi mencapai Rp18 triliun.
CEO ICDX Lamon Rutten mengatakan pertumbuhan signifikan ini menunjukkan berkembangnya minat para investor terhadap produk berjangka komoditi khususnya produk multilateral.
Pandemi COVID-19 pun tidak menjadi hambatan bagi para investor untuk bertransaksi produk-produk derivatif langsung di dalam bursa ICDX khususnya multilateral.
"Sebaliknya, investor justru melihat peluang investasi pada perdagangan produk-produk multilateral ICDX," paparnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/12/2020).
Sebagai kontrak spot multilateral forex pertama di Asia Tenggara, GOFX (Gold, Oil, Forex) telah mengalami pertumbuhan volume yang fantastis sejak diperkenalkan kepada publik di tahun 2018, tumbuh 1991% di tahun 2020.
Rata-rata kenaikan volume transaksi mencapai sekitar 900% setiap tahunnya. Secara keseluruhan, transaksi GOFX ini turut berkontribusi secara signifikan dalam pertumbuhan volume transaksi multilateral di bursa ICDX.
Baca Juga
Mendukung pertumbuhan tersebut, ICDX juga telah meluncurkan 6 kontrak derivatif baru di tahun 2020, yakni kontrak berjangka minyak mentah berbasis USD, kontrak spot emas berbasis rupiah, dan beberapa kontrak spot cross rate valuta asing.
Tahun 2020 juga menjadi awal peluncuran GOFX Micro, kumpulan kontrak multilateral berukuran mikro pertama di Indonesia yang ditransaksikan secara legal di dalam bursa.
Dengan ukuran kontrak yang jauh lebih kecil ini (mikro), modal awal yang dibutuhkan masyarakat juga tentu menjadi sangat terjangkau untuk mulai bertransaksi produk-produk GOFX Micro.
Produk ini menjadi pilihan tepat bagi para investor yang berminat untuk memulai transaksi produk derivatif secara multilateral di dalam bursa. Sejak peluncurannya, nilai transaksi kontrak mikro mengalami rata-rata kenaikan tiap bulan sebesar 83,84%.
Mekanisme transaksi multilateral yang legal dan transparan turut menjadi alasan di balik pertumbuhan produk multilateral yang signifikan. Akses platform transaksi yang mudah, serta penjaminan dan keamanan transaksi oleh Indonesia Clearing House (ICH) yang kini sudah bersertifikasi ISO 27001 juga menambah daya tarik perdagangan multilateral.
Di samping itu, dukungan BAPPEBTI sebagai regulator dan pialang anggota bursa ICDX, serta program edukasi multilateral yang sangat gencar dilakukan ICDX sepanjang tahun 2020, yakni kelas trading dan juga program inkubasi, telah membuka akses industri perdagangan berjangka komoditi ke khalayak luas.
Melalui infrastruktur dan ketersediaan akses yang mudah, jumlah investor untuk produk multilateral di bursa ICDX meningkat 1.520% jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Kelas trading GOFX Micro memberikan kontribusi terbesar, yakni 55% dari total kenaikan jumlah investor. Dari kenaikan jumlah investor baru, tercatat generasi millenial mendominasi dengan rentang usia rata-rata 21 - 40 tahun.
Menurut Lamon, meski di tengah pandemi pada tahun 2020, ICDX dengan cepat beradaptasi terhadap dan berhasil melaksanakan 72 kelas trading online dan 12 webinar inkubasi sebagai upaya meningkatkan transaksi multilateral.
Menyambut tahun 2021, ICDX menargetkan adanya peningkatan yang signifikan melalui pengembangan berbagai kontrak derivatif multilateral baru di tahun 2021, serta program edukasi dan literasi untuk berbagai kalangan, terutama generasi muda yang tertarik dengan pasar finansial.
ICDX juga akan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai partner dalam mengembangkan industri perdagangan berjangka komoditi Indonesia.