Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa (22/12/2020) berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.218 per dolar AS, turun 38 poin atau 0,26 persen dari posisi Rp14.180 pada Senin (21/12/2020).
Sementara itu, rupiah dibuka koreksi 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.140 per dolar AS, sedangkan indeks dolar AS naik 0,17 persen menuju 90,195.
Sebelumnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat ruang penguatan rupiah masih ada walau terbatas hingga akhir tahun nanti. Namun, volume perdagangan diperkirakan berkurang.
“Kalau dilihat volume perdagangan mulai menipis karena 2020 tinggal kurang lebih 2 minggu,” tutur Josua, Senin (21/12/2020).
Josua memperkirakan rupiah bakal menguat pada kisaran Rp14.100 - Rp14.175 per dolar AS dalam sepekan ini. Sementara untuk Selasa (21/12/2020), rupiah diperkirakan bergerak pada rentang Rp14.075 - Rp14.175 per dolar AS.
Baca Juga
Josua mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi pada Senin kemarin lebih disebabkan oleh tekanan dolar AS. Adapun, greenback menguat hampir 0,4 persen terdorong oleh pelemahan poundsterling di Inggris.
“Ada wacana bahwa Inggris akan kembali memberlakukan lockdown karena ditemukan virus baru yang bisa mempengaruhi vaksinasi yang sudah berjalan di Inggris,” jelas Josua, Senin (21/12/2020).
Selain itu, poundsterling juga melemah mengikuti perkembangan Brexit yang belum selesai. Hal itu menambah kekuatan indeks dolar AS sehingga sejumlah mata uang di Asia parkir di zona merah kemarin.
Pelemahan rupiah yang relatif lebih terbatas disebut Josua mendapat topangan dari rilis data makroekonomi yang memuaskan baru-baru ini. Perbaikan indeks manufaktur hingga tingkat impor diharapkan memberi indikasi investasi akan masuk ke Indonesia di masa depan.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari stimulus AS yang akan segera diumumkan. Apabila stimulus itu disepakati, dolar AS akan melemah karena banjir likuiditas dan mata uang emerging market bakal diburu.