Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Loyo, Rupiah Melemah di Pasar Spot

Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jisdor melemah 29 poin atau 0,2 persen ke posisi dari posisi Rp14.164 pada perdagangan hari ini, Selasa (8/12/2020).
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan Selasa (8/12/2020)  berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.164 per dolar AS, melemah 29 poin atau 0,2 persen dari posisi Rp14.135 pada Senin (7/12/2020).

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot pada hari ini dibuka di zona merah dengan pelemahan 12 poin atau 0,09 persen ke level Rp14.117 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,108 poin atau 0,12 persen ke level 90,90 pada pukul 09.02 WIB. Adapun, nilai tukar rupiah berakhir stagnan pada perdagangan kemarin, Senin (7/12/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup stagnan di level Rp14.105 per dolar AS, setelah bergerak di rentang Rp14.107,5 - Rp14.105.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (8/12/2020), nilai tukar rupiah diperkirakan masih bergerak menguat seiring dengan tren pelemahan indeks dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah juga tetap akan menjadi prioritas bank sentral 2021. Hal ini karena stabilitas rupiah akan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Sementara pada tahun depan tingkat inflasi diprediksi akan kembali pada sasaran BI sebesar 3 plus minus 1 persen.

"Rupiah stabil dan cenderung menguat dan stabilitas eksternal terjaga dengan surplus neraca pembayaran dan defisit transaksi berjalan tahun ini di bawah 1,5 persen PDB [Produk Domestik Bruto], tahun depan sekitar 1,5 persen PDB," katanya Senin kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper