Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengalami penguatan seiring dengan pelemahan dolar AS akibat prospek stimulus corona di AS.
Pada penutupan perdagangan Rabu (2/12/2020), harga emas menguat 0,7 persen menjadi US$1.828,75 per troy ounce, level tertinggi dalam lebih dari seminggu.
Harga emas ditopang pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang cenderung negatif mengenai prospek ekonomi AS. Di sisi lain, prospek ekonomi itu menjadi sinyal menguatnya proyeksi pemberian stimulus untuk memulihkan ekonomi yang tertekan virus corona.
Ketua DPR Nancy Pelosi dan pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer menyerukan pembicaraan segera dan mengatakan proposal bantuan bipartisan senilai US$908 miliar menjadi dasar untuk negosiasi.
Mengutip Economic Times, laju harga emas tertahan karena AS bergerak menuju vaksinasi dini kepada rakyatnya, sementara perusahaan produsen vaksin berlomba untuk mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang.
Pejabat AS pada hari Selasa mengumumkan rencana untuk mulai memvaksinasi jutaan orang Amerika terhadap Covid-19 pada awal pertengahan Desember, karena infeksi dan rawat inap terus meningkat.
Baca Juga
Sementara itu, Moderna dan Pfizer-BioNTech bersaing ketat untuk meluncurkan vaksin mereka di Eropa setelah keduanya mengajukan permohonan persetujuan darurat Uni Eropa pada hari Selasa.
Kepemilikan SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, turun 0,3 persen menjadi 1.191,28 ton pada Selasa dari 1.194,78 ton pada Senin.