Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan OPEC+ Mandek, Harga Minyak Mendingin

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Januari 2021 terpantau 0.22 persen atau 0,1 poin ke level US$45,02 per barel pada New York Mercantile Exchange hingga pukul 19.06 WIB.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia terkoreksi dalam tiga hari beruntun seiring dengan proses pembicaraan yang mandek antara negara-negara anggota OPEC+ terkait kebijakan produksi harian.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (1/12/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Januari 2021 terpantau 0.22 persen atau 0,1 poin ke level US$45,02 per barel pada New York Mercantile Exchange hingga pukul 19.06 WIB.

Selain itu, harga minyak Brent untuk kontrak bulan Februari 2021 terkoreksi 0,06 persen di level US$47,86 per barel. Hal tersebut terjadi setelah harga minyak Brent ditutup melemah 0,8 persen pada sesi perdagangan sebelumnya..

Harga minyak terkoreksi seiring dengan belum tercapainya kesepakatan antara anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) terkait kebijakan produksi minyak mulai tahun depan.

Dilansir dari Bloomberg, pembicaraan saat ini akan ditambah selama dua hari guna memberi ruang bagi para perwakilan negara anggota untuk mencapai kesepakatan. Pengambilan keputusan terkait hal tersebut akan dilakukan pada Kamis pekan ini untuk menambah waktu diskusi dan konsultasi antarnegara.

Tensi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Arab Saudi memanas pada pertemuan tersebut. Uni Emirat Arab dinilai mencoba menambah persyaratan-persyaratan yang nyaris mustahil dipenuhi. Hal tersebut memicu mandeknya kesepakatan.

Meski demikian, beberapa pihak masih optimistis OPEC+ dapat mencapai kesepakatan dalam kebijakan produksi minyak dunia. Co-Founder Energy Aspects Ltd Amrita Sen mengatakan, perjanjian antara negara OPEC masih mungkin terjadi.

“Meski demikian, risiko yang terkait dengan hal ini juga masih ada. Saat ini, pasar tidak mengapresiasi besarnya risiko ini. Pada pertemuan tersebut juga terlihat jelas sikap Arab Saudi yang sangat tidak puas,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper