Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk. membukukan nilai kontrak baru senilai Rp15,6 triliun per November 2020.
Perolehan tersebut naik 4 persen secara bulanan atau sebesar Rp600 miliar dari realisasi nilai kontrak baru pada Oktober Rp15 triliun.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ratna Ningrum mengatakan perolehan kontrak baru dari emiten dengan kode saham WSKT itu sebagian besar masih berasal dari proyek infrastruktur konektivitas.
“Proyek infrastruktur konektivitas sebesar 45,5 persen, infrastruktur perairan sebesar 15 persen, dan sisanya berasal dari proyek gedung sebesar 18,2 persen serta EPC dan Industri sebesar 31,2 persen,” kata Ratna kepada Bisnis, Selasa (1/12/2020).
Dengan pencapaian kontrak baru Rp15,6 triliun, WSKT telah merealisasikan target kontrak baru tahun ini sebesar 60 persen. Pada sisa satu bulan pada 2020 ini, WSKT harus mengejar kontrak baru senilai Rp10,4 triliun lagi.
Ke depannya, Ratna menyebut WSKT juga akan fokus melakukan ekspansi ke pasar luar negeri khususnya di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
Baca Juga
Perseroan pun menargetkan dapat memenangkan proyek commercial center di salah satu negara Asia Tenggara yang memiliki nilai kontrak Rp1 triliun.
“Dengan bekal pengalaman pengembangan infrastruktur di Indonesia. Potensi ekspansi Waskita ke pasar luar negeri diperkirakan mencapai nilai sebesar Rp71 triliun,” imbuh Ratna.
Dari sisi pergerakan harga saham, saham WSKT bersama saham emiten BUMN Karya lainnya mencatatkan kinerja yang fantastis selama November 2020 seiring perolehan kontrak baru yang kian tebal.
Penguatan tertinggi dicetak oleh saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) yang naik 89,57 persen. Selanjutnya saham PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menguat 52,81 persen, saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. naik 44,44 persen.
Tak ketinggalan saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menguat 39,66 persen.