Bisnis.com, JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. akan membantu konsumen industri hilir dan industri pengguna baja nasional setelah mendapat dukungan investasi pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengungkapkan pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kegiatan operasional dan produksi di industri baja hulu, industri baja hilir, dan industri pengguna.
Akibatnya, terjadi penurunan 30 persen sampai 50 persen akibat rendahnya permintaan dan kemampuan modal kerja yang terbatas.
Dampak pandemi Covid-19, lanjut dia, juga dirasakan oleh industri baja nasional. Pada kuartal I/2020, permintaan terhadap produk hot rolled coil (HRC)/ cold rolled coil (CRC) turun 40 persen—50 persen yang diikuti penurunan permintaan baja lapis aluminium seng terjadi penurunan permintaan sebesar 20 persen hingga 30 persen.
“Akibat penurunan permintaan tersebut banyak operasional industri baja nasional terpukul dan mengalami kesulitan cash flow,” ujar Silmy melalui siaran pers, Selasa (24/11/2020).
Silmy menyebut Krakatau Steel sebagai badan usaha milik negara (BUMN) strategis perlu mengambil peran untuk membantu industri hilir dan industri pengguna nasional. Tujuannya, menggerakkan kembali perekonomian nasional.
“Atas inisiatif pemulihan pasar baja nasional tersebut, Krakatau Steel menerima dukungan investasi pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional [PEN] dengan cara penerbitan obligasi wajib konversi melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sehingga industri hilir dan industri pengguna dapat kembali mempertahankan pasar dan operasi layaknya sebelum terjadi pandemi,” paparnya.
Dia menambahkan dukungan investasi pemerintah akan memberikan fleksibilitas kepada perseroan untuk membantu konsumen industri hilir dan industri pengguna nasional. Langkah yang ditempuh dengan relaksasi pembayaran kepada industri hilir dan industri pengguna sehingga roda perekonomian dapat kembali meningkat.
Krakatau Steel telah melangsungkan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Selasa (24/11/2020). Rapat merestui penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) atau mandatory convertible bond (MCB) senilai Rp3 triliun dengan tenor 7 tahun yang merupakan bagian dari program PEN.
Penerbitan OWK sejalan dengan amanat Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 118/PMK.06/2020 tentang Investasi Pemerintah dalam Rangka Program PEN dan memperbaiki posisi keuangan. Pemerintah menjadi investor dengan pelaksana investasi PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman resmi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Krakatau Steel menyatakan transaksi penerbitan OWK akan dilaksanakan segera setelah diperolehnya dan tunduk dengan persetujuan RUPSLB. Perkiraan rencana penandatanganan perjanjian OWK adalah pekan keempat November 2020 dengan target proceed pekan pertama Desember 2020.