Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga September 2020, Astra (ASII) Serap Capex Rp5 Triliun

PT Astra International Tbk. melansir penggunaan dana untuk ekspansi hingga September 2020 mencapai Rp5 triliun atau separuh dari alokasi capex tahun ini. Penggunaan capex paling besar digunakan oleh grup alat berat, pertambangan, dan energi dyakni sebesar 40 persen dari total capex.
Suasana kantor pusat PT Astra International Tbk (ASII) di kawasan Jln Sudirman, Jakarta pusat, Selas (16/6).Nurul Hidayat
Suasana kantor pusat PT Astra International Tbk (ASII) di kawasan Jln Sudirman, Jakarta pusat, Selas (16/6).Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra International Tbk. menyatakan telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp5 triliun hingga sembilan bulan pertama tahun ini.

Head of IR Astra International Tira Ardianti mengatakan bahwa serapan capex secara konsolidasi pada periode Januari- September 2020 terbesar digunakan oleh grup alat berat, pertambangan, dan energi dalam hal ini PT United Tractors Tbk. (UNTR), yaitu sebesar 40 persen dari total capex.

“Sementara itu, sebesar 25 persen digunakan oleh unit bisnis infrastruktur dan logistik, sebesar 12-13 persen di unit otomotif dan agribisnis, sisanya di unit bisnis lainnya,” ujar Tira kepada Bisnis, Selasa (17/11/2020).

Total serapan belanja modal tersebut masih sekitar setengah dari target capex perseroan sebanyak Rp10 triliun. Artinya, emiten berkode saham ASII itu hanya memiliki waktu tiga bulan saja untuk menghabiskan sisa dari target capex tersisa sebesar Rp5 triliun.

Untuk tahun depan, Tira menjelaskan belum dapat menyampaikan secara detail target dan panduan alokasi belanja modal perseroan. Perseroan masih menanti pencapaian capex untuk setahun penuh ini dan kemajuan proyek yang ada hingga akhir 2020 sebelum akhirnya memutuskan panduan capex 2021.

Sementara itu, ASII melihat sejauh ini pembukaan kembali ekonomi telah disambut baik banyak pihak terutama pelaku bisnis dan kemajuan upaya bagi ketersediaan vaksin tahun depan menimbulkan optimisme.

Namun, perseroan mengaku akan terus berhati-hati dan menjaga optimisme sembari mengkalkulasikan proyeksi risiko dengan cermat.

“Saya rasa kita tidak ingin juga terlalu berlebihan menyikapi perkembangan positif yang ada karena ketidakpastian masih membayangi. Bahkan, jika vaksin ditemukan hari ini dan mulai disebar, pemulihan ekonomi dan bisnis tetap akan memakan waktu paling tidak setahun ke depan,” papar Tira.

Oleh karena itu, Tira menjelaskan bahwa perseroan akan terus menjaga neraca keuangan, mulai dari efisiensi, mengelola biaya, hingga menggunakan belanja modal secara disiplin.

ASII akan terus adaptif dan lincah menyikapi situasi yang ada, termasuk menjaga semangat karyawan untuk terus kreatif dan inovatif dalam menjalankan proses bisnis agar tetap unggul dan memiliki ketahanan di tengah keadaan yang sangat menantang ini.

Adapun, berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga kuartal III/2020, ASII membukukan pendapatan Rp130,34 triliun per 30 September. Pencapaian itu turun 26,37 persen dari Rp177,04 triliun periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, ASII membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp14,03 triliun pada kuartal III/2020. Realisasi itu turun 11,53 persen dari Rp15,86 triliun periode yang sama tahun lalu.

Pada penutupan perdagangan Selasa (17/11/2020) saham ASII terkoreksi hingga 2,11 persen ke posisi Rp5.800 per saham. Sepanjang 6 bulan perdagangan terakhir, saham AKRA naik 50,65 persen.

Konsensus Bloomberg menunjukkan sebanyak 32 analis yang mengulas saham ASII, 20 analis merekomendasikan beli, 9 analis merekomendasikan hold, sedangkan 3 analis lainnya merekomendasikan jual. Adapun, target harga saham ASII dalam 12 bulan berada di level Rp6.040,17.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper