Bisnis.com, JAKARTA — Volatilitas pasar yang mereda pasca-Pilpres Amerika Serikat dinilai bakal turut menjaga kinerja reksa dana hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang Oktober 2020 seluruh jenis reksa dana kompak mencatatkan kinerja positif, dipimpin oleh reksa dana saham yang mencetak imbal hasil 4,48 persen secara bulanan.
Diikuti oleh reksa dana campuran dengan catatan return sebesar 2,98 persen sepanjang Oktober. Kinerja positif keduanya sejalan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode tersebut yang menguat 5,3 persen secara bulanan.
Adapun dalam periode yang sama reksa dana pendapatan tetap mencatatkan imbal hasil positif 1,28 persen dan reksa dana pasar uang mencetak return 0,33 persen secara bulanan.
Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan kinerja positif reksa dana diproyeksi akan berlanjut hingga akhir tahun, terutama karena Pilpres AS telah usai.
Menurutnya, selain karena pandemi, tahun ini pasar juga banyak mengalami volatilitas akibat pesta politik di Negeri Paman Sam tersebut. Namun, hal tersebut telah terlewati dengan terpilihnya kandidat presiden asal Partai Demokrat Joe Biden sebagai peraih suara terbanyak dalam Pilpres tersebut, mengalahkan petahana Donald Trump.
Baca Juga
“Momentum setelah Pilpres AS ini jadi positif, uncertainty di pasar juga berkurang karena kita bisa membayangkan policy Joe Biden ini akan seperti apa, dampaknya ke pasar seperti apa, juga sikap dia soal penanganan Covid-19,” tutur Soni ketika dihubungi Bisnis, Jumat (13/11/2020)
Menurutnya, respons positif pasar terbukti dari penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang bulan berjalan, yang tentunya turut mendongkrak kinerja reksa dana berbasis saham.
Soni juga menyebut jelang akhir tahun relatif tak ada sentimen negatif yang berpotensi memberatkan laju indeks. Alih-alih pasar semakin optimistis dengan adanya perkembangan positif atas vaksin Covid-19.
Selain itu, di Desember mendatang berpotensi terjadi fenomena window dressing yang akan membuat IHSG kembali terkerek naik. Pun, akhir tahun juga biasanya investor akan ramai masuk ke pasar modal.
“Pasar obligasi juga diperkirakan akan menguat ya, setidaknya yield SBN [tenor 10 tahun] mencapai 6 persen. Jika begitu, base scenario-nya IHSG bisa di 5.800 akhir tahun nanti,” paparnya.
Kemudian, untuk 2021 mendatang, Soni menyebut kinerja positif reksa dana masih akan berlanjut dengan catatan perkembangan vaksin dan distribusinya berjalan lancar serta pemulihan ekonomi dapat terus sesuai harapan.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, kendati kinerja reksa dana diproyeksi masih akan positif hingga akhir tahun, bahkan hingga tahun depan, dia menyarankan agar investor tetap memerhatikan profil risikonya.
Pasalnya, meski sejauh ini sentimen di pasar menggembirakan, masih ada sejumlah ketidakpastian yang membayangi salah satunya antisipasi jika pembuatan dan distribusi vaksin meleset dari perkiraan semula.
Wawan merekomendasikan investor agar tetap menggunakan strategi moderat yakni 5:3:2 yakni 50 persen alokasi investasi ke aset berbasis obligasi, 30 persen ke pasar uang, dan sisanya 20 persen saham.
Adapun, untuk investor yang lebih optimis dapat menukar porsi investasi aset saham dan aset pasar uang sehingga skemanya 50 persen alokasi investasi ke aset berbasis obligasi, 30 persen ke aset saham, dan sisanya 20 pasar uang.