Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja reksa dana mulai bangkit di kuartal IV/2020 dengan jumlah unit penyertaan dan dana kelolaan yang melampaui posisi awal tahun. Momentum koreksi pasar serta kenaikan jumlah investor menjadi faktor pendorong.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 30 Oktober 2020, jumlah unit penyertaan reksa dana yang tercatat ada 430,69 miliar unit. Adapun dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) tercatat Rp529,86 triliun.
Jumlah unit penyertaan per Oktober 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan posii awal tahun di 424,79 miliar unit.
Sepanjang tahun berjalan, jumlah unit penyertaan mengalami fluktuasi sempat menyentuh posisi terendah pada Mei 2020 yakni hanya sebanyak 405,71 miliar unit. Sementara posisi NAB terendah terjadi pada Maret 2020 yakni Rp471,87 triliun.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan unit penyertaan akan selalu bertambah jika semakin banyak investor yang membeli reksa dana secara berkala, terutama dari kalangan institusi seperti dana pensiun dan asuransi.
Namun, tahun ini menjadi spesial karena tren peningkatan unit penyertaan juga dipicu oleh koreksi pasar yang dalam.Koreksi pasar misalnya tergambar dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh level terendah pada Maret 2020.
Baca Juga
“Valuasi-valuasinya masih murah sekali, bahkan meskipun dua bulan belakangan rebound tapi masih di bawah kondisi normal. Ini jadi trigger untuk investor,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (13/11/2020)
Di sisi lain, Wawan mengatakan pertumbuhan perkembangan teknologi dan platform yang memudahkan promosi serta transaksi reksa dana melalui kanal daring juga menjadi salah satu faktor yang membuat peminat reksa dana kian meningkat.
Hal ini juga terlihat dari pertumbuhan pesat jumlah investor reksa dana tahun ini. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat per akhir Oktober 2020 terdapat 2,70 juta investor reksa dana, naik signifikan dibanding jumlah per akhir 2019 yakni 1,77 juta investor.
“Penambahan jumlah investor sangat berpengaruh. Saya lihat industri reksa dana cukup baik dalam memanfaatkan perkembangan teknologi, ini memudahkan investor ritel baru yang masih awam dengan reksa dana,” tuturnya.