Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BBRI hingga BMRI Anjlok, IHSG Koreksi 1 Persen

Penurunan saham-saham perbankan jumbo membuat IHSG anjlok setelah reli 5 sesi beruntun.
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 1 persen pada perdagangan Kamis (12/11/2020) seiring dengan aksi jual saham-saham perbankan.

Hingga pukul 14.08 WIB, IHSG koreksi 1,01 persen atau 55,89 poin menjadi 5.453,61. Sejumlah 141 saham hijau, 281 saham koreksi, dan 184 saham stagnan.

Kapitalisasi pasar pun tergerus menjadi Rp6.361,51 triliun. Nilai transaksi Rp7,29 triliun.

Di jajaran top losers, saham entitas Grup Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) anjlok paling dalam, yakni -5,8 persen menjadi Rp65. Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun -4,37 persen menuju Rp3.940.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga merosot 3,92 persen ke level Rp6.125. Saham BUMN, PT Timah Tbk. (TINS) koreksi -3,81 persen ke Rp1.010, dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) melesu -2,9 persen ke Rp1.170.

Selain 5 besar top losers tersebut, saham perbankan jumbo lainnya juga tampak mengalami aksi jual. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun -1,53 persen menuju Rp32.200, dan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) koreksi -2,74 persen menjadi Rp5.325.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan setelah mengalami reli hebat dalam 5 sesi terakhir, IHSG hari ini memasuki fase cooling down, sehingga wajar mengalami koreksi.

Kendati IHSG mengalami koreksi, investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp162,3 miliar. Saham yang diburu investor asing ialah PT Astra International Tbk. (ASII) dan BBCA.

Menurut Edwin, investor asing cenderung masuk kembali ke pasar modal dalam negeri akibat sejumlah faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal, PDB kuartal III/2020 naik 5 persen secara kuartalan, dan penderita Covid-19 menurun.

"Dari luar negeri, progres vaksin corona dan selesainya Pilpres AS mendorong pasar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper