Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Joe Biden Bakal Bertahan Lama, Saham-Saham Ini Layak Dikoleksi Nih!

Investor asing yang telah sangat mengurangi eksposur mereka dalam tiga tahun terakhir, akan kembali masuk ke pasar Indonesia seiring potensi penguatan IHSG dan rupiah.
Pengunjung berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI)  di Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Euforia kemenangan Joe Biden di Pilpres AS menjadi salah satu motor utama penggerak IHSG sepekan terakhir. Pun, tren penguatan ini diproyeksi langgeng hingga akhir tahun.

Kepala Divisi Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan pemerintahan Biden akan membawa perubahan positif secara struktural di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Pendekatan globalis ala Biden memang bukan obat mujarab yang bisa langsung kembali menghidupkan perdagangan global, tapi setidaknya ini akan memberi dampak yang sangat positif untuk harga komoditas dan menguntungkan negara seperti Indonesia,” tuturnya, Rabu (11/11/2020)

Selain itu, stimulus fiskal dan belanja infrastruktur pada pemerintahan Biden yang akan datang diperkirakan akan jauh lebih besar daripada saat pemerintahan Trump, meskipun lebih kecil dari skenario Blue Wave.

Kim juga memperkirakan investor asing yang telah sangat mengurangi eksposur mereka dalam tiga tahun terakhir, akan kembali masuk ke pasar Indonesia seiring potensi penguatan IHSG dan rupiah.

Menurutnya, beberapa sektor akan menjadi yang paling diuntungkan dengan pergantian kebijakan presiden tersebut. Kembalinya semangat perdagangan global yang diharapkan menjadi pertanda baik bagi permintaan komoditas.

Dia menilai sektor logam dan pertambangan akan menjadi pemimpin kenaikan harga komoditas, yang didukung oleh potensi pelemahan dolar AS.

Di sisi lain, penguatan rupiah akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan kandungan impor tinggi seperti farmasi, konsumen, dan perusahaan yang memiliki hutang berdenominasi dolar AS tinggi.

“Saham big caps juga akan diuntungkan karena investor asing mencari saham likuid dan layak untuk diinvestasi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kim menyebut pasar saham kini tengah dalam posisi sweet spot, ditopang oleh sejumlah faktor seperti Covid-19 yang mulai menujukkan titik terang dan kekompakan bank-bank sentral dunia untuk memangkas suku bunga acuan.

“Ditambah dengan stimulus global yang sangat besar dan tingkat suku bunga global yang tetap rendah, pasar ekuitas berada posisi yang tepat, terutama karena perubahan ini dapat bertahan di masa yang akan datang,” tuturnya.

Adapun, BNI Sekuritas tetap mempertahankan mempertahankan target IHSG akhir tahun 2020 di level 5.550, dengan top picks saham BBRI, BMRI, TLKM, KLBF, JSMR, SMGR, ASII, dan AALI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper