Bisnis.com, JAKARTA – Emiten layanan kesehatan dengan fokus pada jasa layanan pemeriksaan laboratorium klinik PT Prodia Widyahusada Tbk. berhasil mencatatkan kinerja yang stabil hingga kuartal ketiga tahun 2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2020, emiten berkode saham PRDA tersebut berhasil mencetak laba tahun berjalan sebesar Rp122,28 miliar, naik tipis 1,08 persen secara tahunan.
Kendati demikian, pendapatan perseroan sebenarnya menurun 2,97 persen secara tahunan menjadi Rp1,2 triliun.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sebagian besar sektor usaha, perseroan masih dapat mencatatkan kinerja keuangan yang cukup baik pada kuartal ketiga pada 2020.
“Kami terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan, menjaga arus kas, memaksimalkan produktifitas dan pengendalian biaya, serta terus fokus pada keunggulan operasional bisnis inti perseroan dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan dan pelanggan kami,” ungkap Dewi dalam rilis baru-baru ini.
Memang, beban usaha perseroan mengalami penurunan hingga 13,13 persen menjadi Rp533,54 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp614,18 miliar.
Baca Juga
Penurunan beban usaha, lanjut perseroan, didukung oleh upaya efisiensi yang dilakukan perseroan secara bijaksana tanpa mengurangi kualitas pelayanan dan produk tes laboratorium yang diberikan dan dengan tetap memperhatikan pengembangan nilai dan inovasi pasca pandemi oleh Perseroan.
Pemanfaatan teknologi juga dilakukan guna meningkatkan layanan bagi pelanggan di tengah situasi pandemi ini terutama dalam merespon kebutuhan pelanggan untuk tes Covid-19 mulai dari rapid test, tes serologi antibodi EIA, sampai PCR Covid-19.
“Kami berkomitmen untuk mempertahankan kinerja perseroan mulai dari kualitas layanan khususnya di masa pandemi ini, kinerja operasional dengan standar kualitas Prodia, dan kinerja keuangan, sehingga dapat terus memberikan imbal hasil dan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan perseroan,” sambungnya.
Dari segi segmen pelanggan, segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 62,7 persen kepada pendapatan perseroan. Sedangkan, segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi menopang sekitar 37,3 persen terhadap pendapatan perseroan.
Hingga akhir September 2020, perseroan telah melakukan lebih dari 533.000 pemeriksaan terkait COVID-19 yang terdiri atas tes serologi antibodi berbasis rapid test, tes serologi berbasis instrumen laboratorium (serologi EIA), dan tes PCR COVID-19.
“Sejak dimulainya pemeriksaan COVID-19 sampai dengan tanggal 30 September 2020, kami telah menerima permintaan pemeriksaan terkait COVID-19 sekitar 464.000 tes serologi antibodi (rapid test dan tes serologi EIA), dan 69.000 tes PCR COVID-19,” tambah Dewi.
Perseroan mulai melakukan pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA (PCR COVID-19) sejak awal Mei 2020 dan bergabung menjadi bagian dari jejaring Laboratorium Resmi Rujukan Nasional Pemeriksaan RT-PCR COVID-19 di Indonesia pada bulan yang sama.
Pada kuartal ketiga 2020, total aset perseroan sebesar Rp2,07 triliun, yang terdiri dari aset lancar Rp1,19 triliun dan aset tidak lancar menjadi Rp880,43 miliar. Sedangkan, total liabilitas menjadi Rp401,62 miliar, yang terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp157,84 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 243,79 miliar.
Total ekuitas perseroan mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp1,67 triliun. Dari sisi arus kas, perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi per 30 September 2020 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp269,99 miliar.