Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Resmi Resesi, Asing Borong Saham BBRI dan BBCA

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen secara tahunan periode kuartal III/2020 pada Kamis (5/11/2020).
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Investor asing masuk ke pasar modal Indonesia dengan mencetak foreign net buy pada sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (5/11/2020).

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen secara tahunan periode kuartal III/2020 pada Kamis (5/11/2020). Dengan demikian, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut sehingga menandakan resesi ekonomi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 1,85 persen ke level 5.199,691 pada akhir sesi pertama Kamis (5/11/2020). Tercatat, sebanyak 276 saham menguat, 136 terkoreksi, dan 294 stagnan.

Investor asing memborong saham-saham dalam negeri dengan net buy atau beli bersih mencapai Rp201,21 miliar. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi incaran utama dengan net buy Rp127,6 miliar.

BBRI juga menjadi pendorong utama laju IHSG. Emiten perbankan badan usaha milik negara (BUMN) itu naik 3,95 persen ke level Rp3.420.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga menjadi incaran asing dengan net buy Rp59,0 miliar. Bank milik Grup Djarum itu menguat 1,80 persen ke level Rp29.625.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai ada beberapa faktor yang mendorong asing masuk ke pasar modal dalam negeri. Salah satunya pemilu presiden Amerika Serikat (AS) yang berlangsung dengan demokratis.

“Pasar juga mengapresiasi terjadinya pemulihan ekonomi di Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/11/2020).

Nafan mengatakan pasar juga menanti hasil rapat Federal Reserve. Keputusan tingkat suku bunga acuan akan menjadi perhatian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper